Cerita Inspiratif Sherly, Calon Atlet Paralimpic dan Guru Ngaji Tanpa Kaki

sherly
ilustrasi: Dokumentasi Rikzan RA
0 Komentar

 

“Itu tantangan kita untuk bisa menjadikan Sherly sebagai atlet di paralimpic. Hal yang membuat kita terharu juga saat mengetahui, selain menjadi atlet, Sherly juga ingin menjadi guru ngaji,” kata Tono.

Sebagai Sekolah Ramah Anak, lanjut Tono, lembaganya sudah mengantisipasi adanya perundungan terhadap semua siswa SMPN 2 Cianjur, khususnya bagi siswa dengan kebutuhan khusus.

“Di pintu masuk sekolah saya cantumkan tiga nomor WA. Kalau ada anak didik yang mengalami tindakan tidak nyaman, berhak untuk menghubungi dan melapor ke tiga nomor tersebut. Di situ ada nomor guru Bimbingan Konseling (BK), bagian kesiswaan, dan nomor saya sendiri,” jelasnya.

Sekolah Buka Donasi Kaki Palsu

Baca Juga:Hiu Tutul Jumbo 7 Meter Mati Terdampar di Pesisir Pantai CiraranganSiswa SMA Pasundan 1 Cianjur Sabet Juara Kedua FLS2N Tingkat Nasional

Menurut Tono, sekolahnya jauh dari perundungan, bahkan sebaliknya, saat pihak sekolah membuka donasi untuk membelikan kaki palsu untuk Sherly, para siswa justru antusias.

“Bahkan yang terjadi sebaliknya, saat sekolah membuka donasi untuk pengadaan kaki palsu untuk Sherly, tidak sampai dua pekan, dana sudah terpenuhi. Ini sebagai bukti jika para siswa sendiri ingin membatu temannya,” ujarnya.

Untuk urusan kaki palsu, Tono menyerahkan penanganannya pada Guru Olahraga SMPN 2 Cianjur, Gugun. Menurutnya, Gugun lebih paham soal anatomi tubuh.

Pihak sekolah, lanjutnya, sudah memesan sepasang kaki palsu di Jakarta, dan rencananya pada pekan depan, Sherly akan dibawa ke Jakarta untuk mengukur kebutuhan kaki palsunya.

Tono menyebutkan, dirinya sudah berkomunikasi dengan pihak keluarga, dan mendapat kepercayaan untuk mengurus pengadaan kaki palsu untuk Sherly.

Di sisi lain, Sherly mengaku senang, bahkan dirinya sudah membayangkan saat dirinya sudah mengenakan kaki palsu.

“Alhamdulillah saya sangat senang bakal dapat kaki palsu. Pekan depan saya diajak pak kepala sekolah ke Jakarta untuk mengukur kaki palsunya,” kata Sherly.

Tak Ingin Dibedakan

Baca Juga:Cegah Perundungan, SMA Pasundan 1 Cianjur Gelar P5Job Fair SMK, Upaya Menurunkan Angka Pengangguran

Kesehariannya, Sherly merasa setara dengan anak lainnya. Tiap pagi, dirinya diantar ke sekolah oleh kakeknya, Asep Yusuf. Namun saat pulang sekolah, Sherly tetap berjalan kaki.

Saat masih duduk di Sekolah Dasar Negeri Pataruman, Sherly pernah menerima bantuan kursi roda. Keluarga Sherly menerima bantuan tersebut dengan baik.

0 Komentar