Sejarah Berdirinya Masjid Agung Cianjur

Sejarah Berdirinya Masjid Agung Cianjur
Sejarah Berdirinya Masjid Agung Cianjur
0 Komentar

CIANJUREKSPRES– Terletak di jantung kota, Masjid Agung Cianjur tampak sangat mencolok di antara taman kota, pasar, dan gedung pemerintahan Kabupaten Cianjur.

Dikarenakan posisi masjid ini memang dibuat lebih tinggi dari bangunan yang ada di sekitarnya yang berngartikan  sebagai simbolisasi derajat kegiatan peribadahan yang lebih tinggi dibandingkan kegiatan-kegiatan lain.

Masjid yang telah dipugar tujuh kali tersebut kini menjadi ikon kota Cianjur yang paling ikonik. Setiap pelancong yang singgah di Cianjur pastinya ingin berkunjung ke tempat ini.

Baca Juga:Asal Mula Kue Nastar, Kue Primadona Saat LebaranPesona Masjid Cianjur yang Indah dan Unik, Wajib di Kunjungi!

Ciri khas awal yang paling kentara adalah tiga menara tinggi di atas bangunan utama yang berbentuk kerucut khas rumah joglo atau dalam bahasa Sunda disebut nyungcut.

Bentuk itu yang menjadikan masjid ini kerap dijuluki Balai Nyungcut sejak didirikan pada tahun 1810 yang berdiri di atas tanah wakaf Ny. R. Siti Bodedar.

Bagian pinggir menara dihiasi ram kaca patri, sedangkan bagian atasnya dihiasi lampu malo, khusus untuk menerangi kalimat Allah yang dilingkari bulan sabit.

Memasuki area masjid agung cianjur di sambut dengan taman aneka bunga berwarna-warni yang indah akan menyapa pengunjung.

Di bagian depan masjid tampak lengkungan-lengkungan bercorak seni arsitektur Timur Tengah dan kedaerahan Indonesia yang berkesan sederhana namun megah.

Keindahan corak arsitektural ini berpadu serasi dengan penggunaan batu alam yang dominan berwarna hijau di teras depan.

Tepat di bagian tengah teras masjid ini terdapat pintu masuk dengan langit- langit berbentuk seperempat kubah bernuansa kekuningan, yang dipadu dengan hiasan berupa ukiran dan mozaik granit, menambah detail keindahan bagian depan masjid. sungguh menakjubkan ya!

Baca Juga:Cara Mudah Bikin Daging Jadi EmpukPUPR Bergegas Perbaiki Jalan Untuk Pemudik!

Kemudian saat mmasuki ke bagian dalam masjid, tampak ruang utama ibadah yang terdiri dari ruang induk-dibatasi pintu dan ram kaca yang memadukan gaya arsitektur khas Indonesia dan Timur Tengah dan selasar yang dapat digunakan untuk tempat shalat.

Sementara itu, di lantai dua ruang utama, melingkar area persegi yang bagian tengahnya menembus ke tingkat dasar sehingga tampak berfungsi sebagai mezzanine. Area ini dihiasi dengan detail ornamen khas Islam yang sangat indah.

0 Komentar