SAYAsengaja berbuka puasa sedikit saja kemarin: satu liter air-putih-hangat dan pisang kepok masak yang saya panggang di teflon.
Target setiap hari membaca Quran 1 juz sudah selesai sebelum azan magrib. Lalu akan ada buka puasa besar setelah itu: pesta durian.
Teman saya, pengusaha sandal, baru saja membuka Rodjo Durian di Duta Mas, Angke, Jakarta Barat. Saya diantar teman saya, Liong, yang sengaja datang dari Surabaya: keluarga pabrik sepatu yang memproduksi sepatu AZA –singkatan Azrul Ananda, anak saya.
Baca Juga:Ribuan Santri Ponpes Al-Ittihad Cianjur Dipulangkan Lebih Awal, Ini AlasannyaNasDem Cianjur Harus Raih 10 Kursi di Pileg 2024, Tjetjep Muchtar Soleh: Saya Siap Turun Lagi ke Lapangan untuk Kampanye
Belum lagi durian dibuka datang pula teman saya yang asal Medan. Namanya Venus Jong. Yang usahanya impor durian. Lalu datang lagi petani durian dari Tegal: Yanto Sodri. Ia pakai kaus hitam dan sandal butut. Di kausnya tertulis: Durian vs Everybody.
Lalu datang lagi teman baru, juga Tionghoa, asal Singkawang. Ia memperkenalkan diri: Ong Aman, pengusaha onderdil mobil mewah di Pluit. Lalu memperkenalkan wanita berjilbab di sebelahnya: “ini istri saya,” katanya.
Kami menarik tiga meja untuk dijadikan satu. Meja-meja lain sudah diduduki penikmat durian lainnya.
Pemilik Rodjo Durian, Yayang (Thio Hok Liang), membacakan tata-tertib yang harus kami setujui. Pertama, protokol kesehatan. Waktu berfoto kami boleh buka masker tapi tidak boleh bicara.
Tata-tertib utama: kami harus makan durian lokal lebih dulu. Tidak boleh langsung Musangking.
Ia punya tiga jenis durian lokal: Palu, Padang, dan Bali. Kelak ia pengin jualan segala jenis durian lokal pilihan dari segala daerah.
Dengan aturan itu nafsu saya untuk segera makan Musangking saya tekan. Harus sabar. Orang puasa harus sabar –kecuali soal Vaksin Nusantara.
Baca Juga:8 Bulan Insentif Nakes Covid-19 Belum Cair, Ketua DPRD: Kita akan Panggil Dinkes dan RSUD CianjurWaduh, TPAS Pasir Sembung Cianjur Overload
Peraturan lainnya: makan duriannya tidak boleh ngawur. Harus satu jenis dulu diselesaikan. Baru boleh ke jenis berikutnya.
Ada lagi peraturan khusus: setiap menyelesaikan satu jenis, harus diselingi minum. Jenis minumannya pun khusus. Yakni yang bisa menghapus ingatan akan rasa durian yang baru saja dimakan. Itu untuk menyiapkan mulut: agar siap menghadapi rasa durian berikutnya.
Minuman penyela itu adalah kopi. Tidak boleh pakai gula. Tidak boleh pakai susu. Hanya kopi hitam. Maka, kalau Anda melihat foto ada cangkir di sela-sela durian, itulah kopi yang dimaksud.