Bansos Covid-19 Pemprov Jabar Bikin Bingung Ketua RW di Cianjur

Bansos Covid-19 Pemprov Jabar Bikin Bingung Ketua RW di Cianjur
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Bantuan sosial berupa sembako dan uang tunai dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat bagi warga terdampak Covid-19 membuat bingung para Ketua Rukun Warga di Cianjur. Selain tidak sesuai dengan data yang diajukan, orang yang sudah meninggal pun masuk dalam data penerima.
Seperti yang diutarakan Ketua RW 02 Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Deni Hamdani mengatakan, bantuan gubernur (Bangub) Jawa Barat (Jabar) untuk korban terdampak Covid-19 dinilainya sangat beresiko. Pasalnya dari sekian banyak data yang diajukan namun hanya 39 KK dari 29 ke RTan yang mendapatkan.
“Kalau boleh jujur, sebaiknya tidak sama sekali ada bantuan Covid-19 dari Pemprov tersebut, karena kalau tetap dijalankan maka, sangat beresiko,” kata Deni Hamdani, saat ditemui di rumahnya di Kampung Panahegan, Minggu (26/4/2020).
Deni mengatakan, sampai dengan hari Sabtu (25/4), belum ada kabar bantuan Covid-19 dari Pemprov Jabar tersebut. “Hingga saat ini kami belum menerima informasi kapan bantuan Covid-19 dari Provinsi itu datang,” katanya.
Deni mengaku, jika dirinya merasa dibingungkan dengan kebijakan Gubernur Jabar Ridwan Kamil tersebut, apa yang disampaikannya tapi pada kenyataannya tidak sesuai dengan harapan.
“Saya jadi tidak enak sama para Ketua RT dan juga warga, pasalnya kalau berbicara kena dampak ya, semuanya pasti terkena dampak,” ujarnya.
Menurutnya, berdasarkan informasi yang ia dapat, bahwa untuk di Desa Gasol Kecamatan Cugenang hanya mendapatkan kuota 39 KK yang nantinya akan mendapatkan bantuan Covid-19 dari Provinsi.
“Tapi, kalau saya dengar, kuota yang diterima desa sebanyak 39 KK itu dikembalikan lagi oleh kepala desanya. Bisa dibayangkan, kuota hanya 39 KK sedangkan dari 6 ke RWan ada 29 ke RTan bukan tidak mungkin jadi pertanyaan warga lainnya yang tidak mendapatkannya,” paparnya.
Ketua RW 4 Desa Sukagalih, Kecamatan Cikalongkulon Dadang mengatakan,  bantuan Covid-19 untuk Desa Sukagalih ada 25 KK, adapun jumlah ke RTannya ada 29 ke RTan. Menurutnya hal tersebut akan menjadi kepanikan para Ketua RT.
“Saya sempat ngumpul bareng para Ketua RT, mereka kebingungan karena ketika pendataan sudah dilakukan. Tapi kenyataanya data yang disampaikan hasilnya tidak sesuai dengan harapan,” katanya.

0 Komentar