CIANJUREKSPRES- Belakangan penampakan baliho Prabowo Gibran versi gemoy yang dibuat menggunakan teknologi AI viral di Twitter.
Baliho Prabowo Gibran versi gemoy itu tampak terpasang di beberapa titik salah satunya di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Diketahui istilah ‘gemoy’ melekat untuk capres Prabowo usai dirinya menunjukkan aksi jenaka kepada publik. Salah satunya saat keluar dari acara Rampinas Partai Gerindra di The Darmawangsa, Senin, 23 Oktober 2023.
Baca Juga:3 Tips Agar Jadi Capres Gemoy Ala Prabowo SubiantoSosok Imam Mahdi Berasal dari Kudus? Ngaku Mimpi Bertemu Rasulullah
Prabowo keluar dari ruangan, sambil melakukan langkah tegap maju dan hormat ke arah wartawan. Tiba-tiba lari kecil seakan meninggalkan wartawan, tapi kembali lagi untuk menjawab pertanyaan wartawan.
Kemudian saat penggundian nomor urut capres di KPU, Prabowo berjoget di depan pendukung layaknya anak kecil. Ditambah Massa pendukung membawa tulisan ‘Gemoy’ yang kemudian ditunjukkan Gibran ke media.
Aksi gemoy ini berlanjut ke alat kampanye. Kini, baliho di berbagai lokasi menampilkan Prabowo-Gibran yang gemoy.
Reaksi Netizen
Netizen pun terpecah, ada yang menyukai cara kampanye Prabowo-Gibran tersebut, adapula yang kurang setuju karena baliho tersebut dibuat dengan AI.
“Astaga….se rendah itu kah SDM indo?? Ampe ‘Gemoy’ aja laku buat kampanye pemilu.”
“yg dijual enggak gagasan tp cuman gemoynya? oh”
“Masyarakat kita blm bisa nerima teknologi”
“bagus dalam memanfaatkan teknologi AInya”
Alasan Baliho Prabowo Gibran Versi Gemoy
Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Prabowo-Gibran DKI Jakarta, Ahmed Zaki Iskandar alias Zaki buka suara terkait baliho animasi gemoy itu.
Zaki mengatakan bahwa baliho animasi gemoy Prabowo-Gibran bertujuan untuk memerkenalkan kepada masyarakat bahwa Pilpres 2024 damai dan bahagia.
Baca Juga:Sinopsis Film Ancika 1995 Tayang 11 Januari 20245 Wisata Panjat Tebing di Jawa Barat, Tertinggi Kedua Se-Asia
“Ini menggambarkan bahwa mari kita hadapan Pilpres 2024 dengan rasa riang gembira kebersamaan tidak dalam tekanan maupun hal-hal sensitif rawan konflik,” ujar Zaki.***