CIANJUREKSPRES – Nasi uduk merupakan salah satu menu sarapan dan makan malam khas orang Indonesia. Namun seiring berjalannya waktu, nasi uduk bukan hanya mejadi sekadar makanan, tetapi menjadi bagian dari identitas kuliner Nusantara.
Nah, apakah kamu tahu bagaimana asal usul nasi uduk yang sebenarnya? Yuk, simak artikel ini hingga akhir untuk mengetahui informasi lengkapnya!
Sejarah Nasi Uduk
Kata “uduk” secara etimologi berasal dari kata ‘kedudukan’. Hal itu dikarenakan keberadaannya seringkali menjadi simbol kedudukan.
Baca Juga:3 Tempat Wisata yang Wajib dikunjungi saat Berlibur ke Bali3 Wisata Bawah Laut Terbaik di Indonesia, Cocok untuk Freediving
Seperti yang diketahui, kuliner nusantara yang satu ini selalu hadir di berbagai acara, salah satunya seperti upacara tradisi.
Di sisi lain, makanan khas ini juga biasa disebut sega gurih (nasi gurih). Sebutan itu mengacu pada rasanya yang didominasi oleh rasa gurih.
Santan kelapa adalah bahan utama dari pembuatan makanan khas ini. Sehingga banyak pihak yang mengaitkan hal tersebut dengan Jakarta yang dulu dikenal sebagai Kota Bandar.
Namun, pada abad 12 dan 13, kerajaan Sunda yang menduduki Bandar Kelapa selanjutnya memberinya nama Bandar Sunda Kelapa.
Kawasan pesisir ini banyak ditumbuhi pohon kelapa. Sehingga terjadilah transmisi pengetahuan dan tradisi masak-memasak yang mungkin berasal dari interaksi antara suku Melayu, Sunda, Jawa, dan bangsa lain yang datang ke sana.
Maka tak heran jika banyak yang mengira bahwa nasi uduk berasal dari Betawi. Jadi tidak dapat dipungkiri bahwa nasi uduk telah menjadi bagian dari kekayaan kuliner Indonesia yang patut dibanggakan.
Menariknya lagi, beberapa daerah di Indonesia juga memiliki versi nasi uduknya masing-masing. Lauk pauk yang biasa disajikan dengan makanan khas ini adalah ayam goreng, tempe goreng, tahu goreng, sambal, dan telur.
Baca Juga:Wisata Alam Kampung Febri Bogor, Cocok untuk HealingWisata Alam Cisaat Sukabumi, Cocok untuk Libur Akhir Pekan
Lauk pauk tersebut dapat memberikan cita rasa yang khas dan melengkapi kelezatannya. Di beberapa daerah, makanan ini juga dapat dilengkapi dengan lauk-pauk yang berbeda-beda.
Misalnya, di Betawi sering disajikan dengan lauk kerupuk, telur balado, dan semur jengkol. Sementara, di Jawa Tengah, makanan khas ini dapat disajikan dengan telur, ayam goreng, dan sambal krecek.
Lauk pauk yang disajikan dapat disesuaikan dengan selera dan kebiasaan masyarakat setempat. Rasanya yang khas dan berbeda-beda membuat makanan ini memiliki daya tarik tersendiri.