Selama acara Mappatopo, terdapat juga tarian dan musik tradisional Bugis yang mengiringi perayaan, menciptakan suasana yang meriah dan penuh kegembiraan.
Ini menjadi salah satu cara unik bagi mereka untuk mengekspresikan rasa syukur dan kebahagiaan mereka setelah menunaikan haji.
Tradisi Religius
Uniknya Mappatopo, Penyambutan Kepulangan Haji Tradisi Bugis-Makassar.
Tradisi ini merupakan simbol transformasi seseorang dari sebelum haji menjadi haji dengan telah menyempurnakan rukun Islam.
Baca Juga:Keren! Putri Ariani dan Slank Berduet Memeriahkan HUT Ke-77 BhayangkaraResep Sapi Lada Hitam untuk Olahan Daging Kurban ala Restoran
Dengan transformasi ini harapannya seseorang yang telah menjalankan rukun Islam yang kelima ini bisa lebih baik lagi di masa-masa yang akan datang.
Direktur Bina Haji Kementerian Agama RI, H Arsad Hidayat mengatakan Mappatoppo merupakan Tasyakur atau rasa bersyukur atas suksesnya beribadah haji dengan seluruh rangkaian ritual ibadah haji.
Rasa syukur kepada Allah SWT karena ibadah haji adalah bagian dari kehendak Allah SWT.
Mappatoppo juga adalah penguatan nilai kemanusian, selama dalam kegiatan ritual ibadah haji, saling membantu, tolong menolong dan saling menguatkan, akhiri dengan saling berjabat tangan ibarat saling memaafkan.
Selain itu, Mappatoppo merupakan bagian dari upaya menguatkan dan melestarikan haji mabrur.
“Inilah budaya, sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran agama, maka tidak perlu pertentangkan, sebaliknya harus saling menguatkan,” tandasnya.