Tradisi Perang Sarung dari Menyenangkan jadi Menakutkan

Tradisi Perang Sarung dari Menyenangkan jadi Menakutkan. (net)
Tradisi Perang Sarung dari Menyenangkan jadi Menakutkan. (net)
0 Komentar

CIANJUR, CIANJUREKSPRES – Tradisi perang sarung dari menyenangkan jadi menakutkan.

Di bulan Suci Ramadan tahun ini, khususnya di Cianjur tradisi perang sarung masih menjamur bahkan kini sudah masuk dalam taraf membahayakan dan mengganggu ketertiban.

Baca Juga:

Sinopsis Film Balada Si Roy: Pemuda 80-an

Seperti beberapa waktu lalu, dimana lima pemuda diamankan kepolisian karena janjian perang sarung di sekitar Jalan Pangeran Hidayatulah, Desa Sawahgede, Kecamatan Cianjur. Parahnya, sarung yang akan dipakai perang dilengkapi dengan serabut besi didalamnya.

Ketua DPC Forum Komunikasi Pondok Pesantren (FKPP) Cianjur, Abdul Wahid Al-Qudsi mengungkapkan, ada pergeseran dimensi pada perang sarung yang terjadi belakangan ini.

Baca Juga:

Sinopsis Film Megan: Robot Malapetaka Yang Psikopat

Baca Juga:Pertalite Ilegal dari Agrabinta Dijual hingga Sukabumi dan GarutRibuan Ayam Mati Diterjang Banjir Bandang

Menurutnya, dulunya perang sarung hanyalah permainan anak-anak di masjid saat pengajian atau setelah tarawih. Kini makna perang sarung bergeser menjadi ajang tawuran pada saat dulag atau bedug sahur.

“Dulunya perang sarung itu kan hanya permainan anak-anak di masjid. Tapi sekarang perang sarung terdengar seperti tawuran antar remaja. Sudah berbahaya,” ujar Abdul Wahid pada Senin (27/3).

Baca Juga:

Sosok Zanpakuto Sejati Milik Ichigo Kurosaki Dan Keturunan Quincy

Dirinya mengaku sempat melihat remaja yang sedang perang sarung di sekitar Rancagoong, Cilaku pada pukul 2 subuh.

“Mereka perang sarung sampai sabotase jalan. Itu kan sangat berbahaya. Ini adalah kultur yang berubah,” jelas dia.

Baca Juga:

Daftar Pemain Film Olympus Has Fallen, ‘Mike Banning’

Menurutnya, bahkan saat ini perang sarung sudah tidak dilakukan santri-santri yang ada di dalam pesantren di Cianjur.

“Santri-santri yang di pesantren justru tidak ada yang lakukan perang sarung. Kegiatan santri sekarang ngaji kilat selama tiga pekan sampai 22 Ramadan,” kata Abdul Wahid.

Baca Juga:

Akhirnya! Kpop Red Velvet Umumkan Tur Ke Indonesia 20 Mei

Faktor yang membahayakan perang sarung ketika ikatan sarung yang berbentuk gumpalan keras. Jika terkena bagian tubuh seperti punggung akan menyebabkan sesak nafas, dan jika mengenai kepala akan menimbulkan pusing.

Baca Juga:Ulah Nakal SPBU dan Pengusaha Bikin Harga Pertalite di Agrabinta MahalKorban Gempa Penghuni Komplek Relokasi Kesulitan Air Bersih

“Kalau kena punggung itu bisa sampai muntah, luar biasa sakitnya. Seperti yang pernah terjadi di Warungkondang, kakaknya menghantam adiknya pakai gumpalan sarung itu. Itu hal negatif yang sudah timbul,” jelas Abdul Wahid.

0 Komentar