Selain itu, Akib menyebut, untuk bangunan SMP yang rusak berat ada sebanyak 22 sekolah, dari total 85 sekolah yang terdampak gempa.
“Tapi untuk SMP juga mungkin tahapannya hampir sama, sekarang ini targetnya hampir sama. Hanya SMP ini jumlah ruangannya lebih banyak, mungkin lebih lama waktunya. Pembelajaran sebagian besar masih di tenda, masih gunakan konsep pembelajaran di tenda memanfaatkan itu,” katanya.
Akib melanjutkan, juga sebagian sekolah yang menobatkan ruangan-ruangan yang memang tadinya rusak ringan sudah diperbaiki dan sudah ada yang kembali menempati.
Baca Juga:Warung Kopi Instagramable dan Homey Hiasi Sudut Kota CianjurPSSI Cianjur Gelar Piala Exco U-13
“Sudah bisa menempati ruangan belajar, memang sudah ada yang masuk ke ruangan, menyiapkan, ada juga yang masih di tenda,” katanya.
“Kendala utama yang masih di tenda lebih sempit ruangannya, yang ke dua situasi kondisi di tenda itu kalau pembelajarannya lama memang agak sulit, musim hujan kendala hujan becek dan sebagainya, musim panas, panas ke dalam. Sehingga belajar di tenda, namanya juga darurat belum bisa sempurna seperti pembelajaran biasa,” pungkasnya. (dik)