Spesies Langka Kodok Darah Ditemukan di Gunung Gede Pangrango

Spesies langka Kodok darah ditemukan di Gunung Gede Pangrango. (job)
Spesies langka Kodok darah ditemukan di Gunung Gede Pangrango. (job)
0 Komentar

CIANJUR, CIANJUREKSPRES – Spesies langka Kodok darah ditemukan di Gunung Gede Pangrango.

Kodok Darah atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kodok Merah kembali menampakkan diri di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) .

Satwa langka dan di lindungi kodok darah sendiri bernama latin Leptophryne cruentata.

Baca Juga:Sopir Audi Yakin Tak Tabrak SelviPetasan Tewaskan 4 Warga dan Hancurkan 25 Rumah

Adapun penemuan menggembirakan ini terjadi pada saat Patroli Satwa yang dilakukan oleh Resort Gunung Putri Bersama Volunteer Gede Pangrango Operation (GPO) pada awal tahun 2023 lalu.

Temuan langka kodok darah ini diungkapkan Kepala Resort Gunung Putri, Asep Hasbilah, Selasa 21 Februari 2023.

“Ya kami menemukan katak merah pada saat giat patroli satwa dengan Volunteer GPO pada awal tahun 2023”. ungkap Asep kepada Cianjur Ekspres.

Asep menjelaskan bahwa penemuan ini merupakan penemuan yang sangat jarang dan baru muncul kembali di Resort Gunung Putri setelah beberapa tahun tidak ditemukan, dan hal ini jelas menjadi penanda baik akan terjaganya kelestarian di TNGGP.

“Jika beberapa tahun lalu  penemuan mengenai spesies katak merah hanya berada di wilayah Resort lain, maka saat ini Resort Gunung Putri berhasil menemukannya juga, setelah beberapa tahun kebelakang tidak muncul. Hal ini menandakan bahwa kelestarian TNGGP masih terjaga dengan baik”. tambahnya.

Asep juga menjaskan bahwa Patroli satwa memang dilakukan Resort Gunung Putri dan Volunteer GPO dalam upaya menjaga kelestarian Alam di TNGGP dengan melakukan pendataan terkait sebaran satwa dan habitatnya di Kawasan Konservasi.

“Fungsi kami bersama Volunteer GPO dalam melakukan patroli satwa jelas sebagai upaya dan tanggung jawab kami dalam menjaga kelestarian alam di TNGGP dengan upaya melakukan pendataan terkait sebaran satwa dan habitatnya di Kawasan Konservasi”. Tutupnya.

0 Komentar