Sejarah Barongsai di Indonesia

Sejarah barongsai
istimewa
0 Komentar

  • Sam Poo Tong, dengan seragam putih-jingga-hitam (kaus-sabuk-celana), sebagai tuan rumah
  • Hoo Hap Hwee dengan seragam putih-hitam
  • Djien Gie Tong (Budi Luhur) dengan seragam kuning-merah-hitam
  • Djien Ho Tong (Dharma Hangga Taruna) dengan seragam putih-hijau
  • Hauw Gie Hwee dengan seragam hijau-kuning-hijau kemudian digantikan Dharma Asih dengan seragam merah-kuning-merah
  • Porsigab (Persatuan Olah Raga Silat Gabungan) dengan seragam biru-kuning-biru
  • Walaupun yang bermain barongsai atas nama ke-enam kelompok tersebut, tetapi bukan berarti hanya oleh orang-orang
  • Semarang. Karena ke-enam perguruan tersebut mempunyai anak-anak cabang yang tersebar di Pulau Jawa bahkan sampai ke Lampung.

BACA JUGA : Film Komedi Kung Fu Panda, Untuk Temani Liburan Imlek ini Sinopsis dan Link nya

Di kelenteng Gedong Batu, biasanya barongsai (atau di Semarang disebut juga dengan istilah Sam Sie) dimainkan bersama dengan Liong (naga) dan Say (kepalanya terbentuk dari perisai bulat, dan dihias menyerupai barongsai berikut ekornya).

Tarian, Gerakan, dan Jenis Barongsai:

Tarian Singa terdiri dari dua jenis utama yakni Singa Utara yang memiliki surai ikal dan berkaki empat, dan Singa Selatan yang bersisik dan bertanduk. Penampilan singa Utara lebih mirip singa karena berbulu tebal, bukan bersisik.Tarian naga berasal dari zaman Dinasti Han dan di percaya sebagai metode penyembuhan dan pencegahan penyakit.

 

0 Komentar