Awas, Jangan Abaikan Nyeri di Bagian Punggung Bawah dan Lutut

Awas, Jangan Abaikan Nyeri di Bagian Punggung Bawah dan Lutut
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Dokter spesialis Orthopaeda dan Traumatologi Rumah Sakit Edelweiss, dr Dadang Rukanta mengatakan, kerap kali orang menyepelekan rasa pegal pada tubuh dan menganggap sepele hal tersebut.

Padahal, bagi perempuan di atas 35 tahun dan laki-laki di atas 40 tahun bisa menjadi puncak masa tulang, sehingga apa yang berubah, dan apa yang perlu dijaga mesti mulai diperhatikan.

“Nyeri pada tubuh tidak selalu identik dengan penyakit rematik. Oleh karena itu, jangan menyepelekan rasa nyeri pada tubuh,” ucapnya dalam kegiatan Edelweiss Health Festival di Bandung, Jumat (12/8/2022) malam.

Baca Juga:10 Kode Promo GrabFood di Bulan Agustus 2022, Klaim Sekarang!Duh! Insomnia, Wanita Asal Jakarta Barat Memilih Terjun dari Lantai 12

dr Dadang menegaskan, saat ini tidak hanya orang dewasa yang sudah mengalami nyeri tersebut tapi juga generasi muda yang memiliki pola hidup buruk seperti malas berolahraga dan malas bergerak.

Hal itu, katanya, berkaitan pula dengan sejumlah aktivitas yang dilakukan. Di antaranya seperti berkerja di depan komputer, apalagi dengan dudukan tak stabil, beresiko memberikan strain (cedera otot atau urat) pada punggung 3-4 kali lipat.

Merujuk pada kasus di Amerika, dia menyebut bahwa 80 persen penduduk pernah mengalami keluhan nyeri punggung bawah dan sebagian besar pekerja. Biaya pengobatannya pun tak main-main mencapai Rp700 triliun.

“Sebenarnya ini mudah diobati tapi jangan sampai telat, bahaya. Untuk pengobatannya sendiri mulai dari obat-obatan, fisioterapi, hingga penggunaan teknologi,” katanya.

Ini juga bukan soal penyakit bawaan tapi bersifat degeneratif, lanjutnya, Dia mencontohkan nyeri lutut. Dengan beban harian sekitar 70 Kg terkadang membuat pasien tak menyadarinya termasuk adanya nyeri, pegal atau panas sehingga pada ujungnya kondisinya perlu mendapat perawatan karena bisa saja berakhir dengan kelumpuhan.

“Kalau otot rusak relatif mudah ditangani karena ada pembuluh darah, kasih makan banyak tapi tulang susah,” jelas Dadang Rukanta.

“Karena itu berkaitan dengan struktur, bantalan, permukaan tulang, dapur oli yang harus produktif, sehingga ketika nyeri muncul setelah kerusakan hebat, pegal itu tak mampu menahan beban, linu dibiarkan, terang-terang bengkok,” imbuhnya.

Baca Juga:Daihatsu Resmi Luncurkan Penyegaran Rocky di GIIAS 2022BRI Borong Tiga Penghargaan Alpha South East Asia 2022

Rumah sakit pun menyediakan paint center. Dengan pendekatan tak hanya kepada gejalanya saja (simpton) tapi juga mencari generatornya, pemicu utamanya sehingga keluhan itu muncul. “Tapi tak selalu operasi, banyak pendekatannya,” jelasnya. (*/nik)

0 Komentar