Cacar Monyet Masuk Indonesia? Kemenkes Minta Jangan Terlalu Panik

Cacar Monyet Masuk Indonesia? Kemenkes Minta Jangan Terlalu Panik
Kabar meluasnya wabah cacar monyet (Monkeypox) membuat Kementerian Kesehatan angkat bicara dan meminta masyarakat agar tidak terlalu panik.
0 Komentar

Cianjurekspres.net- Kabar meluasnya wabah cacar monyet (Monkeypox) membuat Kementerian Kesehatan angkat bicara dan meminta masyarakat agar tidak terlalu panik.

Disebutkan jika masa inkubasi cacar monyet akan pecah dan timbul bintik hitam lalu mengelupas dan sembuh dengan sendirinya. Oleh sebab itu Kemensos minta masyarakat tidak perlu panik berlebihan.

Infeksi cacar monyet bisa menjadi parah apabila ditambah dengan infeksi penyakit lain. Terlebih jika seseorang punya penyakit komorbid, maka cacar monyet bisa sangat berbahaya bagi manusia.

Baca Juga:Waspada! Bareskrim Selidiki 176 Lembaga Didiuga Selewengkan Dana Umat Seperti ACTTjetjep Muchtar Soleh: Jangan Sampai Pancasila Hanya di Hafal Saja, Tapi Harus Diaplikasikan

Obat yang disebut-sebut ampuh menyembuhkan wabah cacar monyet yakni ada tecovirimat dan brincidofovir.

Sementara itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) kini telah membentuk Satgas khusus untuk menangani kasus Cacar Monyet.

Ketua Satgas Monkeypox PB IDI dr. Hanny Nilasari ingin memastikan Indonesia bisa cepat mendeteksi dan mencegah kasus cacar monyet.

Dengan adanya langkah itu, kemampuan dokter dan fasilitas kesehatan tidak diragukan lagi apabila kasus cacar monyet memang benar ada di Indonesia.

Dr Hanny selangkah demi selangkah berniat ingin membuat Satgas monkeypox atau cacar monyet hingga hepatitis akut.

Satgas yang dibentuk itu juga dipastikan bakal berisi dari anggota organisasi profesi IDI.

Pihak IDI ingin berkerjasama dengan Kementerian Kesehatan dan juga beberapa organisasi profesi lainnya untuk menghadapi cacar monyet.

Baca Juga:Vaksinasi Covid-19 Massal BIN Sasar Warga Empat Desa di CugenangWarga Tandu Orang Sakit Pakai Sarung Sejauh 1,5 Kilometer di Cikalongkulon Cianjur

Kolaborasi yang dimaksud yakni ada Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI),Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit Indonesia (PERDOSKI).

tak hanya itu saja, Perhimpunan Dokter Spesialis Mikrobiologi Klinik Indonesia (PAMKI dan Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia (PDS Patklin) juga ikut dalam kolaborasi itu. (disway.id/hsm)

 

0 Komentar