BRIN Selamatkan 22 Jenis Tanaman Langka Nusantara

BRIN Selamatkan 22 Jenis Tanaman Langka Nusantara
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Sebanyak 100 pohon dari 22 jenis tanaman langka nusantara ditanam kembali dalam program Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Peduli Lingkungan di Kabupaten Cianjur.

Mayoritas dari tanaman langka tersebut merupakan buah-buahan lokal yang memiliki nilai ekonomi dan konservasi tinggi. Minggu (5/12/2021).

Tanaman tersebut merupakan hasil kegiatan eksplorasi para peneliti di Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati BRIN ke berbagai daerah di Nusantara yang merupakan hasil kerja sama dengan PT. Astra Internasional Tbk. Diantaranya adalah Garcinia dulcis, Sandoricum koetjape, dan Diospyros discolor.

Baca Juga:Erupsi Gunung Semeru, BRI Salurkan Bantuan Tanggap Bencana dan Layanan Perbankan Berjalan NormalBuka Konferensi XI PWI Cianjur, Bupati Apresiasi Peran Media dalam Penanganan Pandemi Covid-19

Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Hayati, Iman Hidayat, mengatakan, bahwa program penanaman ini merupakan program yang bertujuan untuk mengkonservasi tumbuhan langka nusantara yang hampir punah juga untuk memberikan edukasi kepada masyarakat melalui konservasi dan kepedulian tehadap lingkungan.

“Melalui program BRIN Peduli Lingkungan diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya tumbuhan untuk kesejahteraan manusia dalam meningkatkan kualitas lingkungan yang baik” ujarnya dalam keterangan tertulisnya.

Sementara itu Kepala Pusat Riset Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya, Sukma Surya Kusumah, menambahkan, kegiatan ini berbarengan dengan momentum peringatan Hari Memanan Pohon Indonesia tanggal 28 November.

“Kali ini adalah kali kedua kegiatan ini dilakukan setelah sebelumnya dilaksanakan di Bekasi,” ucapnya.

“Kedepannya akan dilakukan secara berkelanjutan ke daerah lain dengan menggandeng berbagai multi stakeholder yang peduli terhadap lingkungan dan penyelamatan keanekaragaman hayati tumbuhan,” sambungnya.

Program penanaman ini dihadiri langsung Bupati Cianjur, Herman Suherman.(rls/hyt)

0 Komentar