Mengolah Sampah Plastik Menjadi Paving Block

Mengolah Sampah Plastik Menjadi Paving Block
SAMPAH: Inilah para pemuda yang mencoba daur ulang sampah di Kampung Kedung Hilir RT 01/RW 03, Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang. Nampak sejumlah hasil karya dari olahan sampah (FOTO: BISRI MUSTOFA/CIANJUR EKSPRES)
0 Komentar

SAMPAH plastik dari beragam jenis dipilah dari tumpukan sampah rumah tangga yang berhasil dikumpulkan dari rumah-kerumah di sebuah lahan Kampung Kedung Hilir RT 01/RW 03, Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang. Hasil pemilihan tersebut kemudian dimasukkan kedalam karung sederhana, sementara sampah lainnya juga dimasukkan dalam tempat yang sudah dipersiapkan.
Bisri Mustofa, Cugenang
Aktivitas tersebut dilakukan sejumlah pemuda Karang Taruna dalam beberapa bulan terakhir. Sebagai salah satu upaya untuk menekan terjadinya pembuangan sampah rumah tangga ke sungai, para pemuda tersebut berinisiatif untuk memilah sampah-sampah menjadi barang yang memiliki nilai.
Kalau sebagian masyarakat memandang sampah sebagai barang yang tidak berharga, namun bagi para pemuda di Kampung Kedung Hilir RT 01/RW 03 sampah menjadi sebuah barang yang bermanfaat. Betapa tidak keberadaan sampah-sampah plastik yang biasanya mengotori pemandangan dialiran sungai, kini tidak lagi terjadi.
Berkat kreativitas tangan-tangan pemuda inilah, sampah yang sudah dipilah dijadikan barang yang memiliki nilau ekonomis. Sebut saja lampu hias, tanaman hias yang semuanya berbahan dasar plastik bekas atau plastik sampah.
Yang luar biasa lagi, ditangan-tangan pemuda Kedung Hilir ini, plastik bekas tersebut berhasil dibuat menjadi paving block. Limbah kantong kresek dan sejenisnya dipilih jadi material sasaran karena keberadaan yang dianggap tidak bernilai dan mudah untuk didaur ulang.
Sementara paving block dipilih sebagai produk daur ulang mereka karena tidak kontak langsung dengan manusia dalam penggunaannya. Dengan begitu permasalahan higienitas dan dampak buruk pada kesehatan tidak akan muncul.
Munculnya ide pembuatan paving block dari limbah plastik tersebut bermula saat para pemuda itu melihat pekerja tengah menggodok aspal untuk perbaikan jalan. Dari situlah muncul pemikiran jika seandainya itu dilakukan terhadap sampah-sampah plasti memungkinkan bisa menjadi barang yang bernilai.
“Ya kita melihatnya kalau sampah plastik kresek dan sejenisnya bisa lebih mudah didaeur ulang. Kita melakukan riset sederhana, dengan menggodok plastik itu. Awalnya kita bingung dengan apa bisa hancur, kita ambil campuran dengan olie bekas, ternyata hasilnya sesuai yang kita harapkan,” ujar Endang Fiki Mulyadi (26) saat ditemui Cianjur Ekspres, Selasa (8/10).

0 Komentar