Cegah DBD, Pemdes Sukamanah Lakukan Fogging

FOGGING
FOGGING: Seorang petugas tengah melakukan fogging di Kampung Cadot, Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang, kemarin (14/3). (bisri mustofa/cianjur ekspres)
0 Komentar

CIANJUREKSPRES – Sebagai salah satu upaya pencegahan penyebaran penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), Pemerintah Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang melakukan fogging atau penyemprotan insektisida ke wilayah hunian yang rentan.

Kali ini yang menjadi sasaran fogging di Kampung Cadot RT 03 dan 04/RW 06. Kegiatan yang bekerjasama dengan PMI dan Puskesmas Cijedil ini dilaksanakan mulai pukul 09.00 WIB dengan menyasar hunian warga, serta lingkungannya yang dimungkinkan menjadi sarang nyamuk.

Kepala Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang, Indra Surya Pradana mengungkapkan, fogging yang dilakukan bukan menjadi satu-satunya pencegahan penyebaran DBD. Hal itu hanya sebagai antisipasi dini saja.

Baca Juga:Pastikan Logistik Pemilu Sampai, Panwascam Cugenang Lakukan Pengawasan BerjenjangPanwascam Cugenang Berhasil Lakukan Pencegahan Pelanggaran Kampanye

“Sebenarnya fogging ini hanya sebagai upaya pencegahan sesaat, karena hanya bisa membunuh nyamuknya saja, sementara jentik-jentik nyamuk tetap bisa hidup dan menjadi dewasa,” kata Indra, saat dihubungi kemarin (14/3).

Menurutnya, cara pencegahan dan penularan nyamuk DBD yang paling baik adalah melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSM) dengan cara menguras, menutup, dan mengubur serta memantau (4M).

“Itu sebenarnya yang efektif, pola hidup sehat utamanya. Namun kita tetap berupaya melakukan langkah-langkah antisipasi terhadap pencegahan DBD, ya fogging ini salah satunya,” katanya.

Ketua Karangtaruna Desa Sukamanah, Zaenal Abidin (Abah Engkong) menegaskan, fogging yang dilaksanakan bersamaan dengan sosialisasi pola hidup bersih dan sehat yang dilakukan oleh petugas dari Puskesmas Cijedil.

“Fogging yang dilaksanakan itu berbarengan dengan kegiatan sosialisasi hidup bersih dan sehat kepada masyarakat. Harapannya setelah fogging ini masyarakat bisa berprilaku hidup bersih dan sehat, sehingga tidak lagi ada penyebaran nyamuk penyebab DBD ini,” kata Abah Engkong.

Ia mengakui, sebelumnya di wilayah yag dilakukan fogging ada dua warga yang suspect DBD. “Ada dua warga yang suspect DBD,” tegasnya.

Lilis Susanti (32) orang tua dari Dani (11) mengakui jika anaknya sempat didiagnosa gejala DBD. Saat itu diketahui ketika dibawa ke rumah sakit.

Baca Juga:Ratusan PTPS Kecamatan Cugenang Dilantik, Erik Hardillah: Mereka Menjadi Ujung Tombak PengawasanKelompok Tani Gede Lestari Kecamatan Gekbrong Ubah Kotoran Hewan Sapi Menjadi Biogas

“Kata dokter yang memeriksa anak saya itu kena gejala DBD, karena trombositnya juga dibawah rata-rata. Saya kira tadinya typus,” kata Lilis.

Awalnya anaknya tersebut hanya demam biasa. Namun dari hidungnya keluar darah dan merasa mual-mual. Ia sempat memberikan obat warung, namun panasnya tidak kunjung turun.

0 Komentar