CIANJUREKSPRES – Terkait meroketnya suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Pakar Telematika, Multimedia, AI & OCB Independen, Roy Suryo, merasa ada keanehan dalam data real count Komisi Pemiluhan Umum (KPU). Karena, perolehan suara PSI naik tajam dibanding partai lainnya yang cenderung stabil.
“Hal ini memang aneh, sebab kecenderungan atau tren pergerakan perolehan partai biasanya masih akan berjalan serempak mengikuti pola perolehan yang sudah ada,” ujar Roy.
“Bahwa ada satu dua yang kemungkinan saling fluktuatif bisa dimaklumi. Namun jarang atau bahkan tidak mungkin hanya partai tertentu saja yang naik, sedangkan lain-lainnya tidak,” imbuh Roy.
Baca Juga:Perolehan Suara PSI Meroket Timbulkan Tanda TanyaIni Alasan Warga 'Keukeuh' Tolak Proyek Geothermal
Lebih rinci, Roy mengungkap, partai besutan anak bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep ini pada tanggal 15 Februari 2024, baru meraih suara 2,68 persen. Namun pada tanggal 1 Maret 2024, suara PSI sudah tembus 3,02 persen. Bahkan ketika pukul 10.00 WIB mencapai 2.319.968 atau sekitar 3,03 persen. Kemudian naik lagi pada pukul 16.00 WIB dengan angka 2.393.774 (bertambah 83.343) alias sudah 3,12 persen.
“Pertambahan jumlah 83 ribu ini hanya dari 110 TPS ini saja sudah tidak masuk akal sehat. Sebab jika dihitung 83.343 dibagi 110, maka perolehan PSI di tiap TPS mencapai 757 lebih, padahal 1 TPS rata-rata hanya berisi 250 sd 300 suara saja,” bebernya.
“Kesimpulannya, anomali ini terjadi secara tidak wajar dan sulit dimengerti oleh akal orang waras,” ucap Roy.
Akibat anomali secara tidak wajar berdasarkan input data real count yang dilakukan Sirekap, Roy pun meminta agar segera lakukan audit forensik IT KPU dan audit investigatif Sirekap, agar terbuka dengan jelas untuk menjawab pertanyaan publik.(*)