CIANJUREKSPRES – Fenomena Aurora Borealis atau dikenal juga sebagai cahaya utara, terbentuk ketika partikel bermuatan listrik dari angin matahari bertemu dengan atom dan molekul di atmosfer Bumi.
Aurora borealis terjadi terutama di wilayah kutub utara karena medan magnet Bumi paling kuat di daerah tersebut, sehingga partikel bermuatan lebih cenderung terkonsentrasi di sekitar kutub.
Aurora borealis juga terjadi di wilayah kutub selatan dan dikenal sebagai aurora australis.
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam pembentukan aurora borealis
Baca Juga:Tingkat Pengaruh Tom Lembong hingga Sering Disebut di DebatBegini Makna Lagu Ebit G. Ade di Debat Cawapres ke-4 Mahfud MD
Pembentukan Fenomena Aurora Borealis
Angin Matahari (Solar Wind)
Angin matahari terdiri dari partikel bermuatan, terutama proton dan elektron, yang dilepaskan oleh Matahari. Angin matahari terus-menerus bergerak melintasi ruang antar bintang dan pada akhirnya mencapai atmosfer Bumi.
Magnetosfer Bumi
Bumi memiliki medan magnet yang melindunginya dari angin matahari. Magnetosfer adalah daerah di sekitar Bumi yang dipengaruhi oleh medan magnetnya.
Angin matahari dan partikel bermuatan yang dibawa bersamaan dengan mereka tertahan di sekitar medan magnet Bumi.
Interaksi Partikel dengan Atmosfer
Partikel bermuatan dari angin matahari yang terperangkap oleh medan magnet Bumi berinteraksi dengan atom dan molekul di atmosfer Bumi, terutama dengan atom oksigen dan nitrogen di lapisan atmosfer yang disebut termosfer.
Eksitasi Atom
Ketika partikel bermuatan bertabrakan dengan atom dan molekul di atmosfer, energi yang dihasilkan dapat menyebabkan atom-atom tersebut menjadi eksitasi. Ini berarti bahwa elektron dalam atom tersebut melompat ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Pemancaran Cahaya
Setelah atom-atom tersebut kembali ke tingkat energi yang lebih rendah, mereka melepaskan energi dalam bentuk cahaya yang terlihat.
Proses ini menghasilkan warna yang berbeda bergantung pada jenis atom atau molekul yang terlibat dalam reaksi tersebut. Oksigen yang terlibat dapat menghasilkan warna hijau atau merah, sedangkan nitrogen dapat menghasilkan warna biru atau ungu.