CIANJUREKSPRES – Terkadang orangtua mendidik anak dengan cara mengancamnya, namun efek mengancam anak terlalu sering akan mengancam mental dan psikisnya.
Ancaman sering kali terlontarkan agar anak dapat menghindari hal-hal buruk dalam kehidupannya.
Namun jika orangtua terlalu sering mengancam anak akan memberikan efek yang tidak baik untuk kehidupannya.
Baca Juga:Skutik Vespa Murah tapi Gak Murahan dengan Spesifikasi HandalApa Itu Konfusianisme? Rupanya Tersebar Sejak Zaman Dulu
Pada dasarnya ancaman selalu bersifat mengintimidasi sehingga tidak boleh digunakan sebagai cara untuk mendidik.
Ancaman sendiri hanya dapat menimbulkan rasa takut pada anak sehingga bertentangan dengan nilai-nilai pendidikan.
Merusak Hubungan Anak dan Orang Tua
Ancaman hanya akan memperburuk hubungan orangtua dan anak semakin merenggang.
Karena anak merasa tidak bisa dipahami baik oleh orangtuanya, komunikasi tidak berjalan dengan baik dan efektif sehingga rasa benci muncul.
Hal ini begitu berbahaya lama kelamaan orangtua dan anak akan saling menyalahkan dam tidak akan menemukan titik terang untuk berdamai.
Menghancurkan Motivasi Anak
Orangtua adalah motivasi terbesar seorang anak, namun jika anak selalu dibentak dan diancam maka motivasi itu akan sirnah.
Jika anak sudah tidak merasa nyaman dengan orangtuanya sendiri anak akan mengambil suati tindakan tersembunyi.
Baca Juga:Rencana Pembuatan Al-Quran Versi China Untuk Menciptakan Signifikasi Islam di XinjiangFantastik Skutik Vespa Mahal Hingga Miliaran Rupiah
Mengurangi Rasa Empati
Ancaman yang didapatkan oleh anak akan mengubah perspektif anak terhadap perlakuan orangtua.
Mereka akan merasakan frustasi dan kekalahan sehingga merasakan terpojok dalam keluarga.
Orangtua bisa mempertimbangkan sudut pandang anak dan coba untuk memahami pikiran dan perasaan mereka supaya mereka tidak merasa sendirian.
Membuat Anak Stres
Ancaman akan menimbulkan kemarahan dan jika hal tersebut dilakukan secara terus menerus akan terjadinya stress pada anak.
Karakter tersebut akan melekat seiring bertumbuhnya anak tersebut, ia akan menyimpan dendam dan kebencian pada orangtuanya.
Rasa takut dan kecemasan yang dirasakan anak pada orangtuanya menyulitkannya melakukan aktivitas dengan benar.