CIANJUREKSPRES – Mamaos adalah satu kesenian daerah Jawa Barat yang lahir dan berkembang di Kabupaten Cianjur. Mamaos lebih dikenal masyarakat Indonesia sebagai tembang sunda cianjuran atau kata “Cianjuran” saja.
Mamaos, sebagai seni tembang sunda Cianjuran terlahir dari Cipta, Rasa dan Karsa seorang Bupati Cianjur bernama R. Aria Adipati kusumahningrat yang dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti yang memimpin Cianjur sejak tahun 1834 sampai dengan tahun 1864.
Mengenal Seni Mamaos
Mamaos adalah seni suara suku sunda yang dinyanyikan, dengan tujuan agar kita bisa berhubungan dengan tiga hal, yaitu manusia dengan alam, manusia dengan manusia dan manusia dengan Sang Maha Pencipta.
Baca Juga:Julukan Cianjur Kota Santri, Simak Sejarah Singkatnya!Budaya Mamaos Cianjuran, Syiar Dalam Lantunan Indah
Istilah mamaos hanya menunjukkan pada lagu-lagu yang berpolakan pupuh (tembang), karena istilah mamaos merupakan penghalusan dari kata mamaca, yaitu seni membaca buku cerita wawacan dengan cara nyanyikan.
Buku wawacan yang menggunakan aturan pupuh ini ada yang lagukan dengan teknik nyanyian rancag dan teknik beluk. Lagu-lagu mamaos berlaras pelog (degung), sorog (nyorog; madenda), salendro, serta mandalungan.
Berdasarkan bahan asal dan sifat lagunya mamaos kelompokkan dalam beberapa wanda, yaitu: papantunan, jejemplangan, dedegungan, dan rarancagan. Sekarang tambahkan pula jenis kakawen dan panambih sebagai wanda tersendiri.
Kelompok Mamaos
Lagu-lagu mamaos dari jenis tembang banyak menggunakan pola pupuh Kinanti, Sinom, Asmarandana, dan Dangdanggula, serta ada di antaranya lagu dari pupuh lainnya.
Lagu-lagu dalam wanda papantunan di antaranya Papatat, Rajamantri, Mupu Kembang, Randegan, Randegan Kendor, Kaleon, Manyeuseup, Balagenyat, Putri Layar, Pangapungan, Rajah, Gelang Gading, Candrawulan, dsb.
Sementara dalam wanda jejemplangan di antaranya terdiri dari Jemplang Panganten, Jemplang, Cidadap, Jemplang Leumpang, Jemplang Titi, Jemplang Pamirig, dsb.
Wanda
- Dedegungan di antaranya Sinom Degung, Asmarandana Degung, Durma Degung, Dangdanggula Degung, Rumangsang Degung, Panangis Degung dan sebagainya.
- Rarancagan di antaranya; Manangis, Bayubud, Sinom Polos, Kentar Cisaat, Kentar Ajun, Sinom Liwung, Asmarandana Rancag, Setra, Satria, Kulu-kulu Barat, Udan Mas, Udan Iris, Dangdanggula Pancaniti, Garutan, Porbalinggo, Erang Barong dan sebagainya.
- Kakawen di antaranya: Sebrakan Sapuratina, Sebrakan Pelog, Toya Mijil, Kayu Agung, dan sebagainya.
- Panambih di antaranya: Budak Ceurik, Toropongan, Kulu-kulu Gandrung Gunung, Renggong Gede, Panyileukan, Selabintana, Soropongan, dsb.