Lagi, Seorang Jemaah Haji Meninggal Akibat Sakit Bawaan

Lagi, Seorang Jemaah Haji Meninggal Akibat Sakit Bawaan
JEMAAH HAJI: Ratusan jemaah haji asal Cianjur saat berada di dalam tenda. Sebanyak tiga jemaah haji asal Cianjur dikabarkan meninggal dunia akibat sakit bawaan. (FOTO: Ist)
0 Komentar

CIANJUR EKSPRES – Jemaah haji asal Kabupaten Cianjur yang meninggal di tanah suci Mekkah kembali bertambah menjadi tiga orang. Sebelumnya dua orang jemaah meninggal karena sakit. Ketiganya, langsung disemayamkan di pemakaman umum di Mekkah dan Madinah.

“Yang terbaru itu almarhumah Cucu Sumiati (47) jemaah haji asal Kecamatan Pacet, Cianjur di Kloter JKS 63 yang meninggal di Arafah pada Selasa (27/6/2023). Diduga karena kecapekan dan dehidrasi karena rata-rata cuaca di Arafah pada siang hari itu 45 sampai 46 derajat Celcius,” kata Pengurus Haji Daerah (PHD) Kloter 34 Cianjur, A Abdul Wahab,  Kamis (29/6/2023).

“Kalau yang pertama almarhumah Nia Kurniasih (83) asal Kelurahan Muka, Cianjur meninggal saat di Madinah, jemaah Kloter 02 KBIHU At-Taqwa Cikidang. Yang kedua sama jemaah dari Kloter 02 KBIHU At-Taqwa Cikidang, Eti Nurbaeri (75) warga Kelurahan Sayang, Cianjur yang meninggal di Mekkah. Rata-rata sudah lansia,” sambung Abdul Wahab saat dihubungi Cianjur Ekspres.

Baca Juga:Polisi Tangkap Delapan Tersangka TPPO, Korbannya 15 Orang, Berbagai Barang Bukti DiamankanPemkab Salurkan Hewan Kurban Melalui Masjid Agung, Bupati Imbau OPD Berkurban di Pengugsian Korban Gempa

Dari data yang dihimpun Cianjur Ekspres, rerata gejala awal yang ditimbulkan adalah kelelahan, kekurangan cairan (dehidrasi), kesulitan makan. Khusus untuk Nia Kurniasih, diketahui memiliki penyakit bawaan yakni sakit jantung.

Kata Abdul Wahab, berdasarkan anjuran para ulama, ketika ada jemaah yang wafat saat menjalankan ibadah haji, tidak perlu dikembalikan ke Tanah Air dan langsung disemayamkan di Tanah Suci.

“Kalau di Mekkah itu ada Jannatul Mualla, pemakaman umum terbesar di Mekkah. Kalau di Madinah itu ada Jannatul Baqi. Para jemaah yang wafat langsung semayamkan di dua lokasi pemakaman tersebut. Banyak juga ulama-ulama besar asal Indonesia yang dikubur di sana,” ujarnya.

Cuaca yang menyengat, kata Abdul Wahab, membuat jemaah bertumbangan, khususnya para jemaah lansia dengan risiko tinggi. “Yang muda saja tumbang, apalagi yang lansia. Ada juga jemaah kita asal Campaka yang kondisinya kurang baik dan harus dirujuk ke RS di Mina,” ujarnya.

“Jemaah yang jatuh sakit juga banyak. Apalagi saat berada di Arafah karena panas sekali. Ditambah saat ini jemaah harus menempuh perjalanan panjang berjalan kaki 7 kilometer dari tenda di Mina ke lokasi lontar Jumroh (Jamarot). Kalau bolak-balik total 14 kilometer,” sambungnya.

0 Komentar