Ditolak Ukraina, Ini Isi Proposal Perdamaian yang Diajukan Menhan Prabowo

Isi Proposal Perdamaian Prabowo
Isi Proposal Perdamaian Prabowo (Ilustrasi: Pexels)
0 Komentar

CIANJUREKSPRES- Ditolak Ukraina, isi proposal perdamaian Prabowo menjadi perbincangan publik. Pasalnya Penasihat Utama Presiden Volodymyr Zelensky, Mikhail Podolyak, sampai membuat sebuah cuitan di Twitter.

“Terus terang terlihat seperti kembaran dari proposal Rusia … tentang penyerahan (Ukraina).”

Proposal Perdamaian Indonesia tersebut bertujuan untuk menghentikan perang antara Rusia dan Ukraina. Menhan Prabowo mengajukan proposal itu dalam forum pertahanan global Shangri-La, Singapura, Jumat (3/6/2023).

Baca Juga:Daftar Menu dan Harga Mie Gacoan Cianjur, Cek Disini Sebelum Mengantre!Begini Kabar Terbaru Kakek Jamaah Haji yang Ingat Ayam di Rumah

Adapun alasan Ukraina menolak proposal Indonesia untuk penyelesaian damai dengan Rusia, karena hanya menguntungkan pihak Rusia. Selain itu Ukraina juga menilai isi proposal itu tidak relevan.

Baca Juga: Pasti Terhibur! 4 Alasan Harus Nonton Drakor Business Proposal!

Lantas bagaimana isi Proposal Perdamaian Prabowo?

Salah satu isi proposal tersebut adalah referendum di daerah pendudukan Rusia di wilayah Ukraina. Selain itu terdapat tiga poin lainnya meliputi:

  1. Gencatan senjata
  2. Pembentukan zona demiliterisasi dengan jarak 15 km dari posisi terdepan masing-masing pihak
  3. Referendum atas wilayah Ukraina yang saat ini bergabung ke Rusia, dengan pengawasan PBB.

Prabowo menuturkan jika perlu adanya pengawasan di zona demiliterisasi dari pihak PBB. Ia juga menambahkan bahwa PBB harus mengadakan referendum untuk secara objektif menentukan keinginan mayoritas penduduk di wilayah sengketa.

Namun rencana tersebut ternyata mendapat bantahan dari pihak Kementerian Luar Negeri Ukraina Oleg Nikolenko. Ia menegaskan bahwa Kiev tetap meminta Rusia menarik pasukannya dari wilayah.

Menurutnya, tindakan Rusia merupakan agresi dalam menduduki wilayah Ukraina. Oleh sebab itu segala proposal gencatan senjata sebenarnya akan memberikan kesempatan bagi Rusia untuk memperkuat posisinya.

Sementara itu Pejabat Barat berpendapat bahwa Ukraina harus bernegosiasi dengan Rusia dengan caranya sendiri.

0 Komentar