Warkamsi Minta Masyarakat Desa Batulawang Jangan Dijadikan Tameng Oleh Spekulan Tanah

Warkamsi Minta Masyarakat Desa Batulawang Jangan Dijadikan Tameng Oleh Spekulan Tanah
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Ketua Warga Kampung Asli Sini (Warkamsi) Desa Batulawang Kecamatan Cipanas, Kabupaten Cianjur, Habib Abdul Karim Al Muhtar, meminta para spekulan (biong) tanah tidak menggunakan masyarakat desa Batulawang sebagai tameng untuk menutupi aksinya sebagai mafia tanah.

Habib Karim mengatakan, tak sedikit warga Desa Batulawang menjadi korban bujuk rayu para spekulan tanah dengan mengoperalihkan tanah garapannya di lahan HGU PT. Maskapai Perkebunan Moelia (MPM) kepada spekulan yang selanjutnya di jual kepada orang-orang dari luar Batulawang.

“Itu modusnya. Jadi banyak investor gelap ini kena tipu spekulan tanah. Uang sudah keluar ratusan juta bahkan miliaran rupiah, sertfikat tidak juga keluar bagaimana mungkin mereka bisa dapat sertifikat, sudah jelas lahan tersebut garapan PT MPM,” jelas Habib Abdul Karim, Minggu (30/1).

Baca Juga:Jalan Jelek Belum Diperbaiki, Ratusan Sopir di Takokak Iuran Beli Batu BrangkalSesal Istri

Menurutnya, pada saat merasa sudah terdesak maka para spekulan ini tak sedikit yang menggunakan petani penggarap dijadikan tameng.

“Karena terdesak ini lah mereka menggunakan petani pengarap jadi tameng. Ada juga LSM yang gak tahu apa-apa ikut ikutan,” tegas Habib.

Habib berharap, para spekulan tanah menghentikan aksinya memperjualbelikan tanah garapan yang alas haknya milik PT MPM. Dirinya mengatakan, ulah spekulan tanah ini lah yang bikin kisruh di lapangan.

“Tolonglah masyarakat yang sudah bermitra dengan PT MPM jangan di provokasi terus dan mereka ingin usaha dengan cara yang benar,” katanya.

Habib Karim juga berharap agar hibah sebagian lahan HGU untuk pondok pesantren modern yang akan di bangun di bawah payung Yayasan Al Mutahar juga bisa segera di realisasikan. Selain itu pihaknya juga akan bekerjasama dengan Ponpes Darussalam Al Mubarok milik para mantan Napi Terorisme untuk mencerdaskan umat.

“Terus terang kami menunggu kapan implementasi program redistribusi lahan HGU ini. Dan kapan hibah untuk ponpes kami di realisasikan?Kami sangat berharap karena kami tidak mungkin membangun pesantren tanpa legalitas,” paparnya.

0 Komentar