Setahun Lebih Belajar Daring, Siswa di Cianjur: Enak Sih, Tapi Gak Asyik

Setahun Lebih Belajar Daring, Siswa di Cianjur: Enak Sih, Tapi Gak Asyik
Ilustrasi belajar daring.(foto/net)
0 Komentar

Cianjurekspres.net – Pembelajaran dalam jaringan (daring) yang sudah berjalan selama setahun lebih akibat pandemi Covid-19, berdampak negatif baik bagi orangtua maupun siswa. Bukan hanya tidak efektif, namun juga membuat siswa jenuh serta menjadi pemalas dan membuat orangtua sulit mengendalikan emosi.

Sepeti yang diutarakan Mira (43) seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Kampung Nyalindung RT 02/RW 02, Desa Mayak, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Cianjur. Dirinya mengaku seringkali tak bisa mengontrol emosi bahkan hingga memarahi anaknya karena ketidakefektifan belajar daring.

“Menurut saya, pembelajaran secara daring kurang efektif bagi anak-anak karena tidak adanya penjelasan langsung dari guru tentang materi yang diberikan. Terus para orangtua yang mendampingi juga banyak mengalami kendala. Salah satunya seperti bentrok dengan kerjaan rumah, kadang emosi juga gak terkendali, jadi sering marahin anak,” kata Mira, Selasa (27/7).

Baca Juga:Masih Agustus, PT LIB Belum Ubah Jadwal Baru Liga 1Salurkan KUR Pertanian Rp26,5 Triliun Dalam 6 Bulan, Simak Strategi BRI!

Selain itu, Mira juga menyebutkan anaknya menjadi lebih pemalas karena pembelajaran daring. Dirinya berharap kepada Pemerintah agar kegiatan belajar mengajar di sekolah bisa kembali normal, karena pembelajaran daring yang tidak efektif.

Sementara itu, Azka (17) Siswa Kelas 3 SMA, menyebutkan jika pembelajaran daring memang lebih santai namun tidak se asyik belajar tatap muka. Ditambah kendala sinyal yang membuatnya menjadi malas.

“Enak sih belajar daring, karena lebih santai. Tapi gak asyik kaya belajar tatap muka. Kendala sinyal ketika guru menyampaikan materi juga sering terjadi, ditambah tidak ada penjelasan secara merinci. Guru hanya memberikan file pdf, video youtube, dan file lainnya,” ujarnya, Selasa (27/7).

Azka berharap kepada pemerintah untuk segera mengakhiri pembelajaran daring karena kurang efektif. Sehingga ditakutkannya untuk pendidikan, cita-cita, dan karir kedepannya akan semakin sulit.

Sedangkan, Azalia (10) Murid Kelas 5 sekolah dasar, mengatakan, sekolah daring tidak enak karena tidak bisa bertemu teman-teman. Banyak materi yang kurang paham membuatnya kesulitan dalam belajar.

“Perasaan saya ketika belajar daring itu terasa bosan karena tidak bisa bertemu dengan teman-teman, tidak bisa bermain, juga semakin lama terasa jenuh. Banyak materi yang sulit dipahami, jadi sekolah daring itu lebih sulit daripada sekolah tatap muka,” paparnya, Selasa (27/7).(mg2/hyt)

0 Komentar