Cianjurekspres.net – Memasuki usianya yang ke- 344, Kabupaten Cianjur masih memiliki banyak pekerjaan rumah yang harus segera dituntaskan. Salah satu yang urgen yang hingga saat ini masih membayangi siapapun pemimpin Cianjur adalah masalah kemiskinan dan pengangguran.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Cianjur menilai, bahwa angka kemiskinan dan pengangguran di Kabupaten Cianjur dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang begitu signifikan.
Peningkatan angka kemiskinan dan pengangguran tersebut, lantaran adanya beberapa faktor penyebab. Di antaranya, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), mulai dari pendidikan, kesehatan, pengeluaran dan lainnya.
Baca Juga:Menang Adu Penalti, Italia Juara Euro 2020Polsek Sukaresmi Salurkan Sembako Bagi Warga Terdampak PPKM Darurat
Koordinator Fungsi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Cianjur, Warji Permana, mengatakan, angka kemiskinan berdasarkan data yang ada di BPS Cianjur bersifat makro. Namun berdasarkan hasil survei secara langsung yang dilakukan BPS jika dibandingkan dengan tahun 2019, mengalami kenaikan yang begitu signifikan. Hal tersebut ditambah dengan data di tahun 2020.
“Kalau dilihat dari sisi jumlah, angka kemiskinan di Cianjur sejak tahun 2019, hingga tahun 2020 mengalami kenaikan yang signifikan. Sedangkan untuk tahun 2021 masih berjalan. Namun yang pasti angka kemiskinan di Cianjur ini meningkat drastis,” kata Warji belum lama ini saat ditemui di ruang kerjanya dilansir dari Harian Umum Cianjur Ekspres.
Menurutnya, di tahun 2020, angka kemiskinan di Cianjur sangat mendominan terlebih adanya pandemi Covid-19. Yang menunjang kemiskinan diantaranya angka pengangguran bertambah, warga miskin bertambah, ditambah lagi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terus melemah.
“Adapun angka kemiskinan berdasarkan data di tahun 2019 kurang lebih 207.071 jiwa dan di tahun 2020 naik menjadi 234.584 jiwa. Hal tersebut ditambah lagi karena adanya pandemi covid-19,” kata Warji.
Warji mengatakan, untuk angka terakhir di tahun 2021 BPS belum bisa merilis angka survei terbaru, karena masih dilakukan survei sosial ekonomi nasional (susenas) namun berdasarkan hasil sementara.
“Saya sih pesimistis kalau angka kemiskinan di Cianjur sekarang ini bisa turun, namun yang pasti angka kemiskinan di Cianjur saat ini masih berada di tingkat paling atas,” terangnya.
Menurutnya, angka kemiskinan berdasarkan hasil survei BPS mendominasi ada di wilayah Cianjur selatan, karena mendominasi sektor pertanian. Hal tersebut lantaran Cianjur selatan berada jauh dari daerah industri selain itu dilihat dari sisi penghasilan jika dibandingkan sektor industri tentunya berada dibawah.