TANGAN kanan Donald Trump itu akhirnya menyerah: Allen Weisselberg.
Allen menyerahkan paspornya. Tapi ia masih tetap boleh bepergian. Termasuk ke luar negeri –hanya harus atas izin pengadilan.
Itu berarti penyelidikan atas perusahaan Trump mencapai puncaknya: masuk pengadilan. Memang belum menyentuh langsung Trump. Masih satu tangga lagi. Tapi tangga itu sudah dipanjat tinggi. Sampai ke tangan kanan.
Allen sudah lebih 40 tahun bekerja di perusahaan Trump. Ia-lah yang mengurus segala macam keuangan. Umurnya sudah 74 tahun.
Baca Juga:BRI Salurkan 1.000 Tempat Tidur & Sarana Penunjang KesehatanLanggar PPKM Darurat, Sejumlah Perusahaan di Cianjur Didenda Rp8 hingga Rp10 Juta
Sidang untuk mengadili Allen masih akan dilakukan bulan September depan. Allan tegas: tidak mau mengaku bersalah. Berarti pengadilan itu nanti akan panjang dan seru.
Apalagi kalau mantan presiden Trump harus menjadi saksi. Lebih lagi kalau Trump terseret pula sebagai pesakitan.
Ini kasus pajak.
Menurut jaksa perusahaan Trump menggelapkan pajak. Sejak lama.
Menurut kubu Trump, ini soal politik. Untuk menjatuhkan Trump.
Tapi jaksa di Amerika sangat independen. Kasus ini sudah menjadi perhatian jaksa sejak tahun 2002, jauh sebelum Trump berminat masuk ke politik. Bahkan yang memulai menyelidiki kasus ini adalah Rudy Giuliani. Yakni ketika Rudy masih menjadi jaksa distrik. Sebelum ia menjadi wali kota New York. Jauh sebelum Rudy berubah menjadi pembela berani mati Trump di Pilpres 2020.
Pengadilan ini nanti akan rumit. Soal pajak sering beda penafsiran peraturan.
Sudah sangat lama Amerika tidak memiliki perkara rumit begini: perkara pajak yang berkembang menjadi perkara pidana. Itu karena perusahaan Trump dianggap tidak kooperatif. Juga tidak mau menyelesaikan ‘secara pajak’. Perusahaan Trump terus bersikap seperti Trump: lawan!
Menurut catatan media di Amerika, perkara mirip ini, terakhir terjadi 40 tahun lalu. Saking besarnya masih tetap menjadi omongan sampai sekarang. Pun sudah difilmkan oleh Hollywood. Dengan judul serem: Ratu Jahat (Queen of Mean).
Mirip dengan yang sekarang: menyangkut raja properti di New York. Bahkan lebih kaya dari Trump.
Nama konglomerat itu: Harry Brakmann Helmsley.
Baca Juga:Launching Jalapeno, Bupati Cianjur: Kita akan Konsisten Laksanakan Program 1000 KM Jalan BetonPPKM Darurat, Pemkab Cianjur Gelontorkan Rp5 M untuk Bansos Tunai
Lihatlah: Gedung Empire yang paling terkenal di New York itu adalah miliknya. Hotel Park Lane itu miliknya. Helmsley Palace yang mewah itu miliknya. Hampir di setiap blok besar di New York ada hotel miliknya. Kalau kita masukkan yang di luar New York hampir 100 hotel dimilikinya.