Benar saja. Rombongan gajah ini masuk kota Kunming. Gempar. Kian banyak yang menonton siaran langsung dari drone. Komentar-komentar di internet kian gila. -meme kian aneka macam.
Selamat. Tidak ada yang mengganggu mereka. Sepanjang pinggir jalan penuh dengan penonton kota. Tidak ada yang merasa terganggu. Tim pengawal gajah ini memang membawa bertruk-truk penuh makanan gajah. Barisan truk makanan itu terus mengawal barisan gajah. Sambil mengarahkan mereka untuk meninggalkan kota Kunming.
Berhasil.
Mereka terus ke arah utara. Seorang wartawan mendekat ke gajah. Wartawan itu mewawancarainya: ke mana tujuan akhir kalian? Tidak ada jawaban. Mengapa kalian meninggalkan hutan? Tidak ada jawaban.
Baca Juga:Jadi Financial Supermarket, Bisnis Wealth Management BRI Semakin LuasRidwan Kamil: Laporan Anggaran Pemprov Jabar di 2020 Masih Wajar Tanpa Pengecualian
Hari ke 16 mereka sudah meninggalkan kota Kunming. Masuk pedesaan. Masuk daerah pertanian. Naik pegunungan.
Salah satu di antara rombongan melahirkan di perjalanan ini. Anaknya selamat. Ibunya selamat. Sejak itu terlihat ada tiga bledug –anak gajah– dalam rombongan itu.
Anak-anak gajah itulah yang paling menarik penonton live. Misalnya ketika rombongan itu memutuskan untuk tidur. Ternyata mereka menempatkan anak gajah di tengah gajah dewasa. Bahkan terlihat ada anak gajah yang akhirnya memilih tidur di atas gajah dewasa.
Sampai kemarin masih belum tahu ke mana tujuan akhir mereka. Sudah 500 Km jarak tempuh perjalanan mereka. Hanya sedikit ada harapan: kemarin mereka mulai melengkung ke arah selatan lagi.
Di tengah harapan itu ada kejadian aneh: salah satu gajah dewasa memisahkan diri dari rombongan. Jantan. Ia berjalan ke arah yang berbeda. Awak drone pun dibagi dua. Ada yang terus mengikuti pergerakan rombongan besar. Ada pula yang khusus mengikuti gajah mufarraqah itu. Kini gajah yang memisahkan diri itu sudah berada di 50 Km lebih jauh.
Sudah lebih sebulan mereka berjalan-jalan ke utara. Tetap tidak terjawab mengapa.
Padahal tidak ada kerusakan di taman nasional dekat Xi Shuang Banna. Pemerintah Tiongkok serius melindungi mereka. Bahkan memperbanyak jumlah mereka.
Baca Juga:Penjualan Tabung Oksigen di Cianjur Meningkat 200 PersenRatusan Warga Desa Ciandam Mande Ikuti Pengobatan Gratis
Di tahun 1980, jumlah gajah liar di sana tinggal 170. Sekarang sudah menjadi 300 –tepatnya 297. Kalau yang lahir di perjalanan itu dihitung sudah tambah satu lagi.