Saya jadi ingat ketika mengunjungi instalasi LNG dan pabrik turbin di Iran. Saya harus akui: Iran adalah satu-satunya negara Islam yang mampu memproduksi turbin untuk pembangkit listrik besar.
Rumah sakit di Shiraz itu sendiri ternyata sangat besar. Modern. Seperti di Tianjin. Statusnya juga sama: RS Transplant Center. Bisa mengerjakan transplant organ apa saja di situ. Saya jadi ingat: bapak kedokteran dunia adalah orang Iran: Ibnu Sina. Yang di Barat dikenal sebagai Ibn Sina atau Avicenna. Yang juga dikenal sebagai bapak fisika.
Transplantasi hati untuk ibu dari Jakarta itu dilakukan oleh Dr Ali Malek Hosseini. Ia mendapat gelar ”Bapak transplant Iran”. Sudah 26 tahun Hosseini menjalankan transplantasi di sana. Sudah menangani lebih 10.000 kali transplant.
Baca Juga:Tim Ekspedisi Olahraga Arus Deras Wanadri Berhasil Arungi Krueng Woyla Aceh14 Atlet Bulu Tangkis Cianjur akan Ikuti Babak Kualifikasi Porda Jabar 2022
Dr Hosseini dua tahun lebih tua dari umur saya. Lahir di desa dan sampai SMA masih di desa itu. Lalu masuk D1 ilmu keguruan untuk kembali mengajar di desanya.
Dua tahun mengajar barulah Hosseini ikut tes masuk universitas. Diterima. Ia memilih fakultas peternakan.
Belum lagi lama di fakultas itu ibundanya meninggal dunia: sakit liver. Sejak itu Hosseini ikut tes lagi masuk fakultas kedokteran. Diterima.
Jadilah Hosseini dokter di Shiraz. Lalu dapat beasiswa memperdalam ilmu transplant di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat.
Dari mana Baagil tahu kalau Iran punya kemampuan transplant itu? “Sejak tinggal di Jerman saya sudah tahu,” ujarnya. Apalagi ia sendiri sudah beberapa kali ke Iran –meskipun baru sekali ini ke Shiraz.
Baagil kini menyiapkan diri untuk ke S-3. Juga di Jerman. Ia akan melakukan penelitian gedung tinggi dengan struktur tanpa balok.
Sejak SMA Baagil sudah tertarik mengikuti pembahasan soal apa yang terjadi di Iran. Termasuk aliran keagamaannya. Dan masuk ke dalamnya. (*)