Cianjurekspres.net – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menyebut City of Glasgow College dinilai sebagai mitra yang tidak lepas dari predikatnya sebagai salah satu sekolah vokasi terbaik dunia, terutama dalam bidang pendidikan kemaritiman.
Selain itu, kerja sama ini sesuai Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 68 Tahun 2019 tentang Revitalisasi SMK di Jawa Barat untuk mengembangkan kurikulum untuk menyelaraskan antara industri dan SMK. Kerja sama juga merupakan tindak lanjut dari kunjungan kerja Kang Emil ke Inggris pada 2019.
Selain menjelaskan pengembangan politeknik kemaritiman kerja sama Pemda Provinsi Jabar dan City of Glasgow College, Emil (sapaan akrabnya Ridwan Kamil) juga mengusulkan Kota Patimban (Patimban City) menjadi Proyek Strategis Nasional (PSN) pemerintah pusat serta menjadi percontohan kawasan komprehensif dan terintegrasi.
Emil pun berharap, Menhub bisa mendukung dan mengajukan bersama kepada Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI untuk menjadikan Patimban City sebagai PSN.
“Harapan saya, pemerintah bisa menjadikan Kota Patimban ini sebagai PSN, bukan hanya Pelabuhan Patimban saja (yang PSN),” ucap Emil dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/11/2020).
“Jika (Patimban City) masuk PSN, maka infrastruktur yang dibangun dari APBN ini bisa menjadi percontohan yang sangat baik dan menjadi legacy bersama. Inilah cara membangun sebuah kawasan dengan sangat komprehensif,” tuturnya.
Dengan Patimban City, lanjut Emil, kawasan Patimban tidak hanya akan berfungsi sebagi pelabuhan, tetapi juga melingkupi aspek live, work, and play (tinggal, bekerja, dan bermain).
“Kita tidak bisa fokus hanya kepada satu fungsi, yaitu port saja. Semua pelabuhan-pelabuhan yang baik selalu punya tiga aspek, yaitu live, work, and play, bukan hanya work. Kalau kita hanya fokus pada bidang work atau bidang pekerjaan, biasanya mengabaikan sistem kehidupan perkotaan,” kata Emil.
Selain itu, untuk menjaga fungsi perkotaan secara optimal, Emil juga menjelaskan bahwa Patimban City maksimal hanya diisi oleh satu juta penduduk.
“Satu hal yang saya yakini bahwa mendesain sebuah kawasan itu tidak hanya berdasarkan jumlah hektare (kawasan) tapi berdasarkan jumlah populasi,” kata Emil.