Warga Pertanyakan CSR PT Hanyoung Nux

CIANJUR, cianjurekspres.net – Warga Desa Hegarmanah Kecamatan Sukaluyu ontrog kantor perusahaan elektronik PT Hanyoung Nux, kemarin (1/8). Mereka kesal lantaran pabrik tersebut tidak menyalurkan dana corporate social responsibility (CSR) selama 4 tahun.

Kepala Desa Hegarmanah, Toni Sutarwan, saat ditemui di kantornya, membenarkan jika warganya spontan mendatangi PT Hanyoung nuX untuk menuntuk hak masyarakat yang telah dijanjikan oleh perusahaan dengan melalui dana CSR. “Warga marah karena CSR yang dijanjikan PT Hanyoung nuX tak juga diberikan,” kata Toni, kemarin (1/8).

Toni mengatakan, dana CSR yang saat ini berjalan bukan asli dari PT Hanyoung nuX melainkan dari perusahaan yang mengelola limbahnya, yakni dari PT Patria dan Karangtaruna Desa Hegarmanah. Padahal, menurutnya, dari perjanjian sebelum dilakukan pembangunan PT Hanyoung nuX ada 13 poin yang diajukan ke pabrik tersebut dan sudah disepakati.

“Dari 13 poin tersebut baru 3 poin saja yang baru dilaksanakan oleh PT Hanyoung nuX itu. Sedangkan sisanya atau salah satunya CSR yang benar-benar dari PT Hanyoung nuX itu belum juga turun dan bisa dirasakan oleh warga,” kata dia.

Toni menjelaskan, dana CSR yang dimaksud dari PT Hanyoung nuX itu sama sekali belum bisa dirasakan seperti untuk sarana pendidikan, kesehatan, dan fasilitas umum (penerangan jalan) di sekitaran pabrik hingga saat ini tidak tak kunjung ada.

“Sebelumnya memang pada tanggal dua Agustus warga akan kembali mengadakan unjuk rasa ke PT Hanyoung nuX itu. Namun tiba-tiba dari perusahaan memanggil pemerintahan Desa Hegarmanah bersama para ketua RT/RW sekitaran pabrik untuk melakukan dialog. Karena dalam dialog itu tidak dihadiri oleh Mr atau pemilik PT Hanyoung, maka dialog pun tidak membuahkan hasil,” katanya.

Toni memberikan, waktu ke PT Hanyoung nuX itu hingga Senin (6/8) pekan depan. Dan apabila kukuh dan pemiliknya tidak mau menemui dan memberikan kejelasan ke 13 poin yang pernah diajukan warga tersebut, maka akan dilakukan aksi unjuk rasa dengan melibatkan masa sekitaran empat ke-RT-an yang jaraknya berdekatan dengan PT Hanyoung nuX.

“Kami lihat saja nanti, kalau tetap tidak mau bertemu dan tidak memberikan jawaban atau tuntutan dari warga, ya mau tidak mau akan diadakan aksi,” katanya.

Ketua BPD Desa Hegarmanah, Herman mengatakan, apa yang menjadi keinginan warga adalah hal yang wajar terutama warga sekitar yang merasakan dampak langsung dari operasional pabrik. “Seperti mencium bau, mendengar suara bising, itu menjadi risiko warga, saya melihat selama empat tahun terakhir warga sekitar sudah cukup bersabar,” kata Herman.

Nuryati, 43, warga Kampung Cibogo yang rumahnya berada di belakang pabrik mengatakan, ia sering menghirup bau tak sedap sejak siang hingga sore hari saat pabrik beroperasi.
“Belum ada kompensasi apapun, kami hanya menerima bau tak sedap seperti bau lem di siang sampai sore hari,” kata Nuryati.

Saat dikonfirmasi, pihak keamanan Hanyoung nuX memberikan pernyataan bahwa pihak perusahaan masih belum bisa memberikan keterangan. “Saya mendapat pesan dari atas bahwa pihak perusahaan belum bisa berkomentar,” ujar Satpam bernama Erwin ini.(mg2/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *