Produksi Rumahan Menjelma Jadi Usaha Menjanjikan

Produksi Rumahan Menjelma Jadi Usaha Menjanjikan
USAHA RUMAHAN: Badrudin, 73, pemilik usaha kerupuk RO warga Kampung Tonjong RT02/RW01 Desa Gudang, Kecamatan Cikalongkulon, menjemur kerupuk hasil olahannya. (AYI SOPIANDI/CIANJUR EKSPRES)
0 Komentar

 
CIANJUR, cianjurekspres.net – Berawal dari coba-coba, usaha pembuatan kerupuk yang dirintis Badrudin, 73, warga Kampung Tonjong RT02/RW01 Desa Gudang, Kecamatan Cikalongkulon, menjelma menjadi bisnis yang cukup menjanjikan.
Tak disangka sebelumnya, produksi kerupuk Raja Ongok (RO) yang hanya berawal dari coba-coba itu, kini sudah mampu menghasilkan omzet jutaan rupiah setiap bulannya. Badrudin mengatakan, dengan dibantu Kalini, 55, istrinya, usaha yang ditekuni sejak lima tahun terakhir ini berjalan dengan modal awal yang cukup minim. Namun, dengan ketekunannya usaha kerupuk RO terus mengalami perkembangan yang cukup positif.
“Usaha kerupuk RO yang saya jalankan beserta istri saya, mulai mengalami perkembangan dalam dua tahun terakhir. Meski usaha ini termasuk produksi rumahan, tapi cukup membantu untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” kata Badrudin sambil membolak balikan jemuran Kerupuk RO, Kamis (26/7).
Dia mengatakan, saat ini produksi pembuatan kerupuk RO dalam satu harinya bisa mencapai 40 kilogram. Menurutnya, tak banyak resep bumbu yang diaduk dalam adonan kerupuk tersebut, hanya tepung tapioka, bawang putih dan kencur. “Urusan bumbu itu biasanya istri saya yang meraciknya, dan gak ribet kok,” ujar Badrudin.
Dia mengatakan, kerupuk yang sudah kering nantinya langsung diproses masak dengan beberapa metode, ada yang digoreng dan ada juga yang di panggang dengan menggunakan pasir. “Ada yang rasa bawang, kalau warnanya kita ada dua warna, yakni warna merah dan warna putih,” terangnya.
Dia mengatakan, untuk pemasarannya sendiri saat ini selain dipasarkan di Cikalongkulon juga dipasarkan di wilayah Bandung. Menurutnya selain dijual dalam bentuk sudah digoreng dan dikemas, ada juga yang dijual masih dalam bentuk mentah.
“Kalau yang sudah digoreng kita menyiapkan dua pilihan, ada yang kemasan Rp2.500 dan kemasan Rp5.000 per kantong. Sedangkan untuk kerupuk yang masih mentah kita jual seharga Rp30 ribu per kilogram. Alhamdulillah saat ini penghasilan rata-rata persatu bulannya bisa mencapai Rp5 sampai Rp8 juta,” pungkasnya. (mg2/yhi).

0 Komentar