CIANJUR, CIANJUR.JABAREKSPRES.COM- Tantrum merupakan ledakan emosi yang sering terjadi pada anak-anak, terutama di usia 2 hingga 6 tahun.
Kondisi ini biasanya ditandai dengan menangis keras, berteriak, melempar barang, atau bahkan berguling di lantai.
Meskipun terlihat mengkhawatirkan, tantrum sebenarnya adalah bagian normal dari perkembangan emosi anak.
Baca Juga:Gabung Lagi di PERSIB U20, Zulkifli Lukmansyah Bidik Hasil Maksimal Kontra Madura UnitedMengapa Hari Minggu Terasa Membosankan? Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Tantangan utama bagi orang tua adalah bagaimana merespons situasi ini dengan tepat tanpa kehilangan kesabaran.
1. Pahami Penyebab Tantrum
Sebelum bereaksi, orang tua perlu memahami alasan di balik perilaku anak. Tantrum bisa muncul karena anak merasa lelah, lapar, bosan, atau tidak mampu mengungkapkan keinginannya dengan kata-kata. Pada usia dini, kemampuan berkomunikasi anak belum sempurna, sehingga emosi yang tidak tersampaikan sering diekspresikan dalam bentuk ledakan amarah.
Dengan mengenali penyebabnya, orang tua dapat mengambil langkah pencegahan, seperti memastikan anak cukup istirahat, makan tepat waktu, dan mendapatkan perhatian yang cukup.
2. Tetap Tenang dan Jangan Panik
Ketika anak mulai tantrum, hal terpenting yang harus dilakukan orang tua adalah tetap tenang. Reaksi marah atau panik justru akan memperburuk situasi. Anak yang melihat orang tuanya emosi akan merasa lebih frustrasi dan sulit dikendalikan.
Menarik napas dalam-dalam, menjaga nada suara tetap lembut, dan menunjukkan ekspresi wajah yang tenang akan membantu anak merasa lebih aman. Sikap ini juga menjadi contoh bagi anak dalam mengelola emosinya di masa depan.
3. Beri Ruang untuk Anak Menenangkan Diri
Tidak semua tantrum harus langsung dihentikan. Kadang, anak hanya perlu waktu untuk meluapkan emosinya. Orang tua bisa mendampingi dari jarak aman sambil menunjukkan empati. Misalnya dengan mengatakan, “Ayah/Ibu tahu kamu sedang marah. Kalau sudah tenang, kita bisa bicara, ya.”
Pendekatan ini memberi anak kesempatan untuk belajar mengenali dan menenangkan emosinya sendiri tanpa merasa diabaikan.
4. Alihkan Perhatian Anak
Baca Juga:PERSIB U20 Siap Jamu Madura United di Laga Perdana EPA Super League 2025/26Link Nonton Bola Indonesia VS India
Setelah emosi anak mulai mereda, alihkan perhatiannya ke hal lain yang positif. Bisa dengan mengajak bermain, membaca buku, atau melakukan aktivitas yang ia sukai. Teknik distraksi ini efektif terutama untuk anak usia balita, karena perhatian mereka mudah beralih pada hal-hal baru.
