CIANJUR,CIANJUR.JABAREKSPRES.COM- Warfare adalah sebuah film perang penuh aksi yang membawa penonton ke dalam jantung konflik brutal di Ramadi, Irak. Disutradarai oleh Alex Garland dan Ray Mendoza, film berdurasi 1 jam 35 menit ini menyuguhkan cerita yang lebih dari sekadar pertempuran fisik. Ini adalah kisah tentang trauma, persahabatan, dan beban emosional yang dibawa oleh para prajurit setelah misi selesai.
Ceritanya mengikuti sebuah peleton Navy SEALs dalam sebuah misi berbahaya di wilayah konflik. Namun alih-alih hanya menampilkan adu senjata dan strategi militer, Warfare memilih pendekatan yang lebih manusiawi. Penonton diajak masuk ke dalam memori dan pengalaman emosional para prajurit yang bertugas, memperlihatkan sisi perang yang sering luput dari sorotan — rasa takut, rasa kehilangan, dan ikatan persaudaraan yang terbentuk di tengah kekacauan.
Film ini diperkuat oleh penampilan aktor-aktor berkarakter seperti Ray Mendoza yang juga menjadi sutradara, D’Pharaoh Woon-A-Tai yang menyuguhkan kedalaman emosi sebagai tentara muda, serta Will Poulter yang menampilkan performa solid sebagai salah satu anggota peleton. Kombinasi akting yang kuat dan pengalaman nyata Mendoza di medan tempur menjadikan Warfare terasa otentik dan membekas.
Baca Juga:Kak Seto Klarifikasi Program Barak Pelajar: Bukan Bentuk Militerisasi Anak dan Bukan untuk MenghukumWaspada Hujan Petir, Ini Ramalan Cuaca Cianjur Hari Ini, 19 Mei 2025
Dengan rating 8.5 dari 183 penonton dan lebih dari 3.800 orang yang memasukkannya ke dalam watchlist, Warfare menjadi salah satu film perang yang wajib ditonton tahun ini. Visual yang realistis, alur cerita yang emosional, dan sentuhan kemanusiaan menjadikan film ini bukan hanya tentang perang, tapi tentang makna dari menjadi manusia dalam situasi yang tidak manusiawi.
Warfare tidak hanya menyajikan tontonan seru, tapi juga membuka mata akan dampak psikologis yang ditinggalkan oleh perang. Ini adalah film yang menggugah, menyentuh, dan meninggalkan kesan mendalam.