CIANJUR.JABAREKSPRES.COM,CIANJUR – Nisa Siti Nurjanah (17) gadis belia asal Kampung Awilarangan, Desa Benjot, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, sudah dua tahun putus sekolah.
Sejak keluarganya turut jadi korban gempa pada 21 November 2022 silam, dirinya terpaksa berhenti bersekolah.
Tak hanya putus sekolah, dia dan keluarganya kini masih tinggal di hunian sementara (huntara) ukuran 3×5 meter yang didirikan di sisi kolam ikan milik warga. Nisa hidup bersama orangtuanya Rohman (44) dan Siti Nurjanah (40), adiknya Sandi Firmansyah (6), dan pamannya Ahmad (47).
Baca Juga:Gelar Rapat Timpora, Kepala Imigrasi Cianjur Sampaikan Rencana Pembentukan Desa Binaan Imigrasi Disway Cup 2024 Digelar untuk Mempererat Silaturahmi Antarwartawan
Dua tahun lalu sebelum tragedi gempa, dirinya masih duduk di bangku kelas 7 SMP IT Mandiri Bersemi Bojong, Kecamatan Karangtengah. Namun karena keluarganya pindah dari Desa Bojong ke Desa Benjot karena ayahnya bekerja sebagai penggarap sawah, Nisa pun ikut.
Rohman (44) ayah Nisa menceritakan tak lama setelah pindah, terjadilah gempa yang meluluhlantakan Cianjur. Barang-barangnya rusak tertimpa bangunan. Nisa pun tidak sempat mengurus perpindahan sekolah.
“Belum sempat pindah sekolah, tiba-tiba ada bencana gempa. Akhirnya Nisa pun putus sekolah. Sehari-hari saya kerja serabutan, tanpa bencana saja ekonomi sudah sulit, ditambah gempa makin sulit,” kata Rohman saat ditemui pada Senin 4 Maret 2024.
Selama tinggal di huntara tersebut, mereka kurang menerima bantuan. Pasalnya, keluarga Nisa belum mengurus perpindahan domisili.
“Dulu waktu masih banyak relawan, banyak bantuan karena tidak pakai administrasi. Tapi sekarang harus sesuai administrasi makanya kurang,” jelas Rohman.
Dirinya pun berharap ada bantuan dari pemerintah khususnya untuk pendidikan anak sulungnya itu. Menurutnya, pendidikan sangat penting untuk bekal Nisa kedepannya.
“Saya berharap anak-anak ini nantinya bisa mengangkat derajat keluarga. Bagi saya pendidikan untuk Nisa dan si bungsu sangat penting,” kata Rohman.
Baca Juga:Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Kabupaten SukabumiTPSA Pasir Sembung Ditutup, Pembuangan Sampah Dipindahkan ke Mekarsari Cikalongkulon
Selama dua tahun tak bersekolah, Nisa hanya bisa membantu ibunya mengurus sang adik di rumah. Baru pada malam harinya dirinya mengikuti pengajian yang diselenggarakan musola di dekat huntara.
Gadis yang akrab dipanggil Ica itu pun sering merasa sedih tatkala melihat anak seumurannya berangkat sekolah di pagi hari. Namun, dirinya hanya bisa menerima dan mengerti kondisi ekonomi keluarganya sehingga tak ingin memaksakan kehendaknya untuk melanjutkan sekolah.