Sedangkan penggunaan metode perhitungan dasar mengacu pada pergerakan sebenarnya bulan melintasi langit.
Ini menandakan awal dan akhir bulan tergantung pada posisi atau arah bulan. Cara ini digunakan oleh Muhammadiyah untuk menghitung waktu, seperti waktu sholat, puasa, Idul Fitri, Idul Adha, dll.
Hal ini berbeda dengan keputusan Kementerian Agama yang memulai Ramadhan yang masih belum pasti jatuh pada hari apa.
Baca Juga:Perkiraan Tanggal 1 Ramadan 1445 H, Cek Jadwalnya Disini!Kapan Awal Ramadan 1445? Pemerintah Gelar Sidang Isbat Maret 2024
Pemerintah seringkali menentukan awal Ramadhan dengan menggunakan rukyatul hilal, khususnya metode pelacakan hilal dengan mata telanjang atau dengan alat seperti teleskop.
Di mana terjadinya hilal harus mencapai ketinggian 3- 6,4 derajat dengan tiga faktor yang harus dipenuhi yaitu sebelum matahari terbenam, ijtima minimal 8 jam dan bulan terlihat di atas ufuk.
Jika bulan sabit terlihat maka bulan saat ini akan lengkap dalam 30 hari dan hari berikutnya akan ditetapkan sebagai bulan baru.
Cara penentuan awal bulan sudah final dan tidak dapat disangkal. Kemudian apabila hilal terlihat, tidak ada anggota rombongan yang dapat melihat hilal karena keadaan cuaca, mendung atau faktor lainnya, maka penentuan awal Ramadhan dapat ditunda.
Biasanya NU menentukan awal bulan sambil menunggu sidang isbat.
Oleh karena itu, seringkali terjadi perbedaan penentuan jadwal puasa Ramadhan antara Muhammadiyah dan pemerintah.
Meski begitu, umat Islam harus selalu saling menghormati atas keputusan yang diambil. Sebab keduanya mempunyai tujuan utama yang sama, yaitu memperkuat umat Islam dan memajukan Islam.