CIANJUREKSPRES – Kabar terkini bahwa Indonesia terkena dutch disease yang akan merusak struktur perekonomian negara.
Dutch disease dikenal sebagai penyakit yang merajalela pada perekonomian negara atau bisa disebut juga sebagai penyakit Belanda.
Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Ekonomi Kementrian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti.
Baca Juga:Korea Selatan Darurat Nasional Angka Kelahiran Terus MenurunKabar Akuisisi Tiktok dan Tokopedia Mengubah Peta Ekonomi Digital
“Kita terlalu terlena dengan biasa yang disebut dutch desease sehingga kemudian terjadilah deindustrilisasi dini” kata Amalia
Sumber penyakitnya ialah Indonesia menikmati ledakan harga-harga komoditas tertentu.
Hal ini mengakibatkan industri manufaktur tidak berkembang yang akan menyebabkan kontribusi manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) turun drastis.
Secara konsisten mulai dari priode 2022 yang sebesar 32 persen menjadi 18,3 pada tahun 2022.
“Akhirnya kita belum pernah mencapai negara maju tapi sektor industru manufaktur kita kontribusinya ke PDB sudah menurun” ujar Amalia kembali
Mengenal Lebih dalam Dutch Disease
Dutch Disease adalah fenomena ekonomi di mana suatu negara mengalami penurunan daya saing industri tradisionalnya, umumnya sebagai akibat dari penemuan dan eksploitasi sumber daya alam berharga, seperti minyak atau gas alam.
Istilah ini berasal dari tahun 1970-an ketika Belanda menghadapi tantangan ekonomi setelah penemuan gas alam di Laut Utara.
Untuk mengurangi efek buruk Dutch Disease, disarankan agar negara-negara mengadopsi kebijakan yang mempromosikan diversifikasi ekonomi, berinvestasi dalam modal manusia, dan mendirikan dana kekayaan negara untuk mengelola pendapatan sumber daya secara efektif.
Baca Juga:Introvert sama dengan Penyendiri, Benarkah?Perbedaan Introvert, Ekstrovert, dan Ambivert dalam Diri
Dengan melakukannya, negara dapat menghindari ketergantungan berlebihan pada satu sektor dan membangun ekonomi yang lebih tangguh dan berkelanjutan.
Ciri-ciri utama Dutch Disease
Ledakan Sumber Daya
Negara mengalami peningkatan ekonomi yang signifikan akibat eksploitasi sumber daya alam berharga. Ini menyebabkan pendapatan ekspor, pendapatan devisa, dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan meningkat.
Penguatan Mata Uang
Masuknya pendapatan dari ekspor sumber daya seringkali menyebabkan mata uang negara menguat. Mata uang yang lebih kuat membuat ekspor lainnya lebih mahal bagi pembeli asing, yang dapat merugikan industri tradisional seperti manufaktur dan pertanian.
Pengabaian Sektor Lain
Sektor sumber daya yang berkembang pesat seringkali mengungguli sektor-sektor lain dalam perekonomian. Pemerintah dan investor mungkin lebih fokus pada industri sumber daya yang menguntungkan, mengabaikan investasi dalam diversifikasi dan pengembangan industri lainnya.