Gerakkan Perekonomian Pascagempa Cianjur, PLN Dukung Budidaya Jarum Tiram Warga Terdampak

Gerakkan Perekonomian Pascagempa Cianjur
0 Komentar

CIANJUREKSPRES – Pascagempa berkekuatan magnitudo 5,6 SR yang melanda Cianjur pada 21 November 2022 silam, warga Kampung Garogol RT 5 RW 3, Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang bangkit membangun kembali perekonomian desa mereka yang terdampak gempa, salah satunya melalui usaha budidaya jamur tiram.

Pada periode triwulan dua tahun ini, PLN hadir melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) mendukung usaha budidaya jamur tiram yang dikelola oleh Yayasan Nusantara Barkah Annahdiyyah.

Ketua Yayasan Nusantara Barkah Annahdiyyah, Ujang Sahid, mengucapkan terima kasih pada PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Barat karena dengan adanya bantuan tersebut warga Kampung Garogol dapat mengembangkan dan memulihkan usaha budidaya jamur tiram yang sebelumnya terkena dampak gempa Cianjur.

Baca Juga:Waspadai Dampak Negatif Artificial Intelligence, Menkumham Dorong Penguatan Teknologi Intelijen KeimigrasianUpacara Puncak Peringatan Hari Kementerian Hukum dan HAM R.I (Hari Dharma Karya Dhika/ HDKD) Ke-78 Tahun 2023

Akibat gempa, usaha budidaya jamur tersebut berhenti beroperasi dan mengalami kerugian sekitar 150 juta rupiah. Kegiatan budidaya pun terhenti karena para karyawan menjadi korban gempa.

Bantuan dari program TJSL PLN digunakan oleh yayasan untuk memperbaiki bangunan tempat budidaya jamur tiram yang terdampak gempa serta melengkapi peralatan seperti mesin press, oven, kompor gas beserta tabungnya dan mesin “steamer baglog” masing-masing sebanyak dua unit.

“Mesin steamer baglog jamur ini sangat kami perlukan untuk mengukus “baglog” jamur tiram putih agar steril sebelum nantinya siap untuk digunakan sebagai media penanaman jamur. Cara kerjanya dengan memanaskan dan mempertahankan uap panas sehingga bisa mematikan bakteri atau jamur yang ada pada media “baglog”,” terang Ujang.

Ujang menambahkan bahwa jamur tiram asal Desa Cibulakan ini dipasarkan ke wilayah Ibukota. “Saat ini omzet per hari mencapai kurang lebih 150 kilogram jamur dengan kisaran omzet per harinya dua juta rupiah,” jelasnya.

“Selain itu, dengan adanya bantuan TJSL ini, produksi jamur tiram menjadi meningkat, dan kami juga bisa membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar yang sebelumnya juga terdampak gempa Cianjur,” ujar Ujang.

0 Komentar