Separuh TK di Korea Selatan Diperkirakan Tutup karena Rendahnya Angka Kelahiran

Separuh TK di Korea Selatan Diperkirakan Tutup karena Rendahnya Angka Kelahiran
Separuh TK di Korea Selatan Diperkirakan Tutup karena Rendahnya Angka Kelahiran
0 Komentar

CIANJUREKSPRES – Menurut laporan dari Korea Educational Development Institute (KEDI), diperkirakan separuh TK di Korea Selatan akan tutup pada tahun 2025.

Penutupan separuh TK di korsel itu disebabkan oleh rendahnya angka kelahiran di negara tersebut.

Separuh TK di Korea Selatan Diperkirakan Tutup

Pada tahun 2022, jumlah anak usia TK di Korea Selatan diperkirakan mencapai 1,1 juta anak. Jumlah ini diperkirakan akan turun menjadi 600.000 anak pada tahun 2025.

Baca Juga:Perusahaan di Amerika Serikat Siapkan Rp 158 Juta untuk Orang yang Tidak Main Hp 30 HariLagi dan Lagi! Harimau Benggala Mati di Medan Zoo karena Kondisi Kandang yang Buruk

Penurunan itu akan menyebabkan sekitar 500.000 TK harus ditutup atau dilebur dengan TK lainnya.

Rendahnya angka kelahiran di Korsel telah menjadi masalah serius bagi negara tersebut. Pada tahun 2022, angka kelahiran Korea Selatan tercatat hanya 0,84 kelahiran per wanita. Angka ini merupakan yang terendah dalam sejarah.

Penurunan angka kelahiran di Korsel disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain:

1. Kemajuan ekonomi dan meningkatnya tingkat pendidikan membuat wanita lebih memilih untuk berkarir daripada berkeluarga.
2. Biaya hidup yang tinggi membuat pasangan muda ragu untuk memiliki anak.
3. Perubahan budaya dan nilai-nilai masyarakat yang semakin individualistik.

Penutupan TK akan berdampak luas bagi masyarakat negara tersebut. Selain menyebabkan hilangnya lapangan kerja, penutupan TK juga akan membuat anak-anak usia TK kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dan pengasuhan yang berkualitas.

Pemerintah Korea Selatan telah berupaya untuk mengatasi masalah rendahnya angka kelahiran, antara lain dengan memberikan subsidi kepada pasangan muda untuk memiliki anak. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil yang signifikan.

Ke depannya, pemerintah Korsel perlu mencari solusi yang lebih efektif untuk mengatasi masalah rendahnya angka kelahiran. Solusi tersebut harus dapat meningkatkan minat pasangan muda untuk memiliki anak.

 

0 Komentar