CIANJUREKSPRES – Pada tanggal 27 dan 28 Januari 2024, tentara Myanmar melakukan serangan artileri ke desa Buthidaung di negara bagian Rakhine, Myanmar. Serangan tersebut menewaskan belasan warga Muslim Rohingya dan melukai puluhan lainnya.
Menurut seorang aktivis hak asasi manusia, serangan tersebut dilakukan tanpa peringatan dan menargetkan warga sipil yang tidak bersenjata. Para korban tewas dan luka-luka akibat tembakan artileri yang mengenai rumah-rumah mereka.
Belasan Warga Muslim Rohingya Tewas
Serangan itu menambah panjang daftar kekejaman yang dilakukan militer Myanmar terhadap warga Muslim Rohingya.
Baca Juga:Berikut Daftar Negara yang Hentikan Dana Bantuan ke Badan PBB untuk Pengungsi PalestinaPenampilan Live Stray Kids di Gala Des Pieces Jaunes Sukses Bikin Netizen Terpana
Pada tahun 2017, militer Myanmar melakukan operasi militer besar-besaran di Rakhine yang mengakibatkan lebih dari 700.000 warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.
Pemerintah Myanmar telah membantah tuduhan bahwa serangan tersebut menargetkan warga sipil. Namun, para aktivis hak asasi manusia mengatakan bahwa serangan tersebut merupakan bukti bahwa militer Myanmar terus melakukan pelanggaran hak asasi manusia terhadap warga Rohingya.
Serangan ini juga menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk dari PBB dan negara-negara Barat.
PBB menyerukan kepada militer Myanmar untuk menghentikan serangan terhadap warga sipil dan melakukan penyelidikan yang independen atas insiden tersebut.
Di bawah ini ada rincian korban tewas dan luka-luka akibat serangan tersebut:
1. Korban tewas: 13 orang, termasuk 3 anak-anak
2. Korban luka-luka: 35 orang, termasuk 10 anak-anak
Serangan tersebut merupakan tragedi kemanusiaan yang harus segera dihentikan. Militer Myanmar harus bertanggung jawab atas kejahatan yang mereka lakukan terhadap warga Muslim Rohingya.