Kalapas dan Puluhan Napi Basuh Kaki Ibu

Peringati Hari Ibu, Kalapas dan Puluhan Napi Basuh Kaki Ibu. (zan)
Peringati Hari Ibu, Kalapas dan Puluhan Napi Basuh Kaki Ibu. (zan)
0 Komentar

CIANJUREKSPRES – Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIB Cianjur Tomi Elyus dan 90 narapidana lainnya membasuh kaki ibu dalam peringatan Hari Ibu yang jatuh pada Jumat (22/12/2023) di lapangan lapas.

Peristiwa langka ini turut disaksikan oleh Bupati Cianjur Herman Suherman, Ketua DPRD Kabupaten Cianjur Ganjar Ramdhan, Kepala Kejaksaan Negeri Kabupaten Cianjur Yudi Prihastoro, perwakilan Polres Cianjur juga Kodim 0608/Cianjur.

Tomi mengungkapkan, membasuh kaki ibu yang dilakukan mempunyai dua tujuan. Pertama yakni refleksi akhir tahun sekaligus mengenang musibah gempa bumi yang terjadi pada 21 November 2022 silam, dan kedua sekaligus memperlihatkan jika narapidana hanya manusia biasa yang sangat menghormati orang yang telah melahirkannya ke dunia.

Baca Juga:Caleg PDIP Sofia Yulinar jadi Favorit Pemilih MillenialJumlah Siswa SMP Melanjutkan ke Jenjang SMA Meningkat

“Saat dihadapan ibu, membasuh kaki ibu, narapidana sekalipun nangis juga. Napi itu tidak ada bedanya dengan warga yang di luar. Bedanya mereka (napi) dihalangi tembok,” ujar Tomi.

Tomi sendiri, memboyong ibunya yakni Elly Kusuma langsung dari Lampung untuk prosesi membasuh kaki ibu kali itu.

“Saya juga bawa ibu saya juga ibu mertua saya untuk dibasuh kakinya. Karena kami percaya, doa ibu sangat penting dan jadi pondasi untuk pembinaan karakter warga binaan di sini,” jelasnya.

Kata dia, Lapas Klas IIB Cianjur berupaya membuat suasana di dalam lapas layaknya di luar lapas. Dengan turut memperingati hari-hari penting seperti Hari Ibu, Hari Anak, dan Hari Ayah.

“Kita nanti datangkan anak-anak dari para napi, bahkan ayahnya juga. Kita ingin membuat suasana dalam lapas itu seperti di luar,” kata dia.

Bupati Cianjur Herman Suherman pun mengapresiasi kegiatan peringatan Hari Ibu yang dilaksanakan oleh Lapas Klas IIB Cianjur. Menurutnya, kegiatan tersebut bisa menggugah hati narapidana juga tamu-tamu yang datang.

“Saya sangat tersentuh. Kalapas pun bahkan sampai memberikan contoh yang baik dengan membasuh kaki ibunya,” ujar Herman.

Baca Juga:Penanaman Modal Asing di Cianjur Sudah Lewati TargetKasus Pernikahan Sejenis Berujung Damai

Kata Herman, tanpa doa dari ibunya dirinya tak mungkin bisa menjadi bupati. “Saya tidak akan bisa menjadi bupati kalau tidak ada doa ibu. Maka meminta restu ibu itu sangat penting karena surga ada di telapak kaki ibu. Bagi yang ibunya sudah tidak ada, doakan lah,” kata dia. (zan)

0 Komentar