Disdikpora Klaim Masalah IPM Tingkat SMP Sudah Tuntas

Disdikpora Klaim Masalah IPM Tingkat SMP Sudah Tuntas. (dik)
Disdikpora Klaim Masalah IPM Tingkat SMP Sudah Tuntas. (dik)
0 Komentar

CIANJUREKSPRES – Bidang SEkolah Menengah Pertama (SMP) Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Diskdikpora) Kabupaten Cianjur, mengklaim permasalahan indeks pembangunan manusia (IPM) di tingkat SMP sudah tuntas.

Kepala Bidang SMP Diskdikpora Kabupaten Cianjur, Helmi Halimudin, mengatakan, berbicara masalah IPM harus satu Disdik, karena IPM itu dipengaruhi oleh berbagai indikator.

“Pertama IPM itu dipengaruhi tiga indikator, kesehatan, daya beli, pendidikan. Untuk pendidikan sendiri kalau berbicara SMP sudah tuntas. Karena yang kita kelola yang formal, yang formal sudah tidak ada masalah,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, Kamis (21/12/2023).

Baca Juga:Ratusan Miliar Dana BOS Sudah Disalurkan ke SD dan SMPKaesang Dorong Do’a untuk Gibran Jelang Debat Cawapres

Helmi melanjutkan, yang menjadi permasalahan IPM itu rata-rata lama sekolah (RLS) untuk usia 25 tahun ke atas. Maka sebenarnya yang harus digenjot untuk meningkatkan IPM itu berarti program bidang paud, yaitu PKBM.

“Rata-rata lama sekolah itu terutama yang usia 25 tahun ke atas. Sedangkan kita yang formal sudah tidak ada masalah. Tapi tetap bahwa IPM ini merupakan tanggungjawab bersama Diskdikpora,” kata dia.

Maka, lanjut dia, misalkan tetap SMP juga sangat berpengaruh. Maka setiap keluaran SD dan MI harus terdata secara baik by name by data. Misalkan keluar tahun ini sekian, maka berapa siswa yang ter cover masuk di formal.

“Ketika misalkan 10 ribu yang keluar, yang masuk 9 ribu, maka 1.000 siswa tidak melanjutkan misal. Maka harus ada satu solusi. Maka, sekarang itu kita harus selalu by name by data,” katanya.

Jadi, masih kata dia, setiap keluaran SD atau keluaran SMP juga sama, maka diminta dari setiap sekolah harus segera melaporkan jumlah yang melanjutkan ke SMA atau SMK berapa, selalu begitu setiap tahun agar nantinya bisa terlihat.

“Kita kan mengeluarkan ijazah, berarti jumlah yang keluar akan sama dengan ijazah yang beredar keluar. Jadi ketika nanti pelaporan dari sekolah semua sudah terpenuhi, bisa terlihat berapa siswa yang tidak melanjutkan. Maka program yang paling baik itu kita harus memiliki suatu data sampai by name by address untuk siswa yang tidak melanjutkan,” katanya.

“Ketika bicara by name by adress kan sampai ke tingkat SD SMP nih, itu harus ada suatu satgas. Jadi mencari berdasarkan by name by adress harus ditanya. Ketika misalkan tidak masuk ke formal, dimasukan ke PKBM. Saya yakin kalau misalkan itu berjalan tingkat drop out akan rendah, pasti semua akan melanjutkan sekolah,” pungkasnya. (dik)

0 Komentar