CIANJUREKSPRES – Bangunan SDN Tanjungsari 03 Kecamatan Sukaluyu yang dibangun sejak 1986 kondisinya memprihatinkan. Selain minim fasilitas, salah satu ruang kelas pun ambrol sehingga tidak bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Salah satu guru SDN Tanjungsari 03 Usep Suganda (56) mengungkapkan jika selama bangunan sekolah berdiri, baru direnovasi bagian atap pada 2004 dan 2011 silam. Sedangkan untuk bangunan, tidak pernah berubah.
“Sejak 1986, baru direnovasi atapnya, itu pun pada 2011 lalu, saat didatangi Presiden RI saat itu, Pak SBY,” kata Usep pada Cianjur Ekspres, Senin (18/12).
Baca Juga:Bawaslu Belum Terima Laporan Pelanggaran Peserta PemiluPanwaslu Maksimalkan Pencegahan dan Penindakan
Kata dia, atap kelas 3 ambrol pada Jumat (15/12) lalu. Akibatnya puluhan siswa kelas 1 dan 2 harus melakukan KBM di lapangan sekolah untuk mengantisipasi ambrol susulan.
Dari pantauan langsung Cianjur Ekspres, SDN Tanjungsari 03 Sukaluyu hanya memiliki delapan ruang termasuk musala. Kelas-kelas tidak dialiri listrik, langit-langit ruang kantor pun jebol karena lapuk.
Dinding bangunan di kelas 1 nampak retak dan miring imbas gempa hebat yang landa Cianjur pada 21 November 2022 lalu.
Kepala SDN Tanjungsari 03 Sukaluyu Nandang Rustamdi mengungkapkan, pihaknya sudah melaporkan kondisi tersebut ke Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur.
Kata dia, pemerintah baru akan merenovasi ruang kelas pada 2024 mendatang karena saat ini sudah memasuki akhir tahun.
“Karena sudah sudah habis, mungkin nanti direnovasi menggunakan anggaran baru di 2024. Kita juga belum mengetahui apakah hanya merenovasi beberapa kelas atau secara keseluruhan,” ujarnya.
Terpisah, Kasi Sarana dan Prasarana (Sarpras) Bidang Sekolah Dasar Disdikpora Kabupaten Cianjur Baehaki mengatakan jika pihaknya sudah pernah memeriksa secara langsung kondisi SDN Tanjungsari 03 Kecamatan Sukaluyu pada September 2023 lalu.
Baca Juga:Sebanyak 1.922 Orang Terinveksi HIV/AIDSLaris Manis Bendera Palestina
Hasilnya, diketahui terdapat satu kelas yang memang kondisinya rusak berat dan perlu dilakukan rehabilitasi di 2024 mendatang. “Nanti kita perbaiki satu atau dua kelas. Tapi kita akan survei ulang karena pasti akan ada perubahan,” ujarnya. (zan)