Setahun Gempa Cianjur: Seperti Diombang-ambing

Setahun Gempa Cianjur: Trauma Masih Membayang, Seperti Diombang-ambing
DOK/CIANJUREKSPRES
0 Komentar

Hanya saja, ada dua SD yang belum diperbaiki sama sekali karena masuk dalam zona merah, seperti SDN Cugenang di Kampung Cugenang, Desa Cijedil Kecamatan Cugenang yang masuk dalam zona merah longsor.

“Menurut Kementerian PUPR, dua SD itu masuk dalam zona merah sehingga harus direlokasi. Saat ini sudah ada seseorang yang menyiapkan lahannya untuk lokasi relokasi SD. Saat ini kami sedang mengurus dokumen-dokumen yang diperlukan untuk proses pembangunan SD tersebut,” ujarnya.

MASIH DI HUNTARA

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur Asep Kusmana Wijaya mengungkapkan jika hingga saat ini, masih ada kurang lebih 1.700 KK yang masih mengungsi atau tinggal di huntara.

Baca Juga:Cacat Permanen karena Gempa Cianjur, Ai Robiah Kini Perjuangkan Nasib PengungsiBKKBN Dorong Kolaborasi Masyarakat Turunkan Stunting

“Sampai saat ini masih ada kurang lebih 1.700 KK yang masih tinggal di huntara. Tersebar di beberapa kecamatan, yang terbanyak di Kecamatan Cugenang, Cianjur, dan Warungkondang,” ujarnya.

Progres penyaluran dana stimulan perbaikan rumah rusak akibat bencana gempa bumi per 8 September 2023 disebutkan jika sudah ada 60.749 KK yang sudah menerima dana bantuan.

Jumlah tersebut terbagi menjadi tiga tahap penyaluran yakni 8.316 KK di tahap satu, 14.028 KK di tahap dua, dan 38.402 KK penerima di tahap tiga.

Dari data, dana stimulan yang sudah disalurkan ke rekening penerima bantuan mencapai Rp 1.622.655.000.000. Dengan rincian ditahap satu Rp251,79 miliar, tahap dua Rp 354,87 miliar, dan ditahap tiga Rp1.031 miliar.

“Untuk ditahap satu progres pencairannya sudah 96,4 persen atau sudah ada 8.023 KK yang menerima. Ditahap kedua, sudah ada 13.357 KK melakukan pencairan atau 95,2 persen, dan tahap ketiga pencairannya sudah sampai 98,7 persen atau ada total 36.096 KK,” kata dia.(dik/zan/hyt/sri)

0 Komentar