Setahun Gempa Cianjur: Seperti Diombang-ambing

Setahun Gempa Cianjur: Trauma Masih Membayang, Seperti Diombang-ambing
DOK/CIANJUREKSPRES
0 Komentar

CIANJUR,CIANJUREKSPRES – Setahun berselang pascabencana gempa bumi 5,6 Magnitudo yang mengguncang Kabupaten Cianjur pada 21 November 2022 lalu, masih terasa jelas di ingatan Ahmad Anwar (54). Warga Kampung Rawacina RT 03/RW 11, Desa Nagrak, Kecamatan Cianjur itu merupakan salah satu saksi hidup kengerian gempa tersebut.

Kepada Cianjur Ekspres, dirinya menceritakan saat sebelum kejadian tengah bersiap-siap untuk bekerja di kamarnya. Selang beberapa saat, Ahmad merasa rumahnya seperti sedang diombang-ambing oleh ombak.
Rumahnya bergetar kencang. Dia menggambarkan, plafon rumahnya seperti ditendang oleh kaki-kaki yang kasat mata. Berhamburan menghujani dirinya.

“Siang itu saya sedang siap-siap dikamar, lagi pakai celana, tiba-tiba rumah oyag seperti ada ombak, saya lihat plafon rumah seperti ditendang-tendang. Pada pecah semua,” kata dia kepada Cianjur Ekspres, Sabtu (18/11).

Baca Juga:Cacat Permanen karena Gempa Cianjur, Ai Robiah Kini Perjuangkan Nasib PengungsiBKKBN Dorong Kolaborasi Masyarakat Turunkan Stunting

Tak lama kemudian, dia mengaku mendengar dentuman hebat dari belakang rumahnya, yang diikuti dentuman lainnya seperti suara kereta api yang tengah melaju. Arah suaranya menjauh, berjalan kearah barat laut, yang kini diketahui sebagai arah bentangan Patahan Aktif Cugenang.

Pasca dentuman dan suara gemuruh yang digambarkan seperti kereta api itu, dirinya melihat lantai rumahnya terbelah dua. Menganga sampai tiga centimeter.

“Suaranya seperti kereta api, terus menjauh ke barat laut. Abis itu ada retakan dirumah saya, pecahnya sekitar tiga sentimeter,” jelas Ahmad.

Saat itu, kata Ahmad, pusat dentuman pada awal gempa, jaraknya hanya beberapa meter dari rumah yang hancur. Di situ, terlihat puing-puing rumah, terhambur seperti bekas terkena ledakan bom.

“Ambles sekitar tiga meter dari posisi awal waktu itu kalau tidak salah,” katanya.

Dia mengungkapkan, sebelumnya, waktu itu ada 10 rumah yang berdiri dilokasi itu. Namun waktu itu semuanya hilang, porak poranda. Akibat kengerian itu, beberapa tetangganya meninggal dunia, mulai dari lansia hingga bayi jadi korban.

“Rata-rata waktu itu, korban meninggal di dalam rumah, tertimpa reruntuhan,” katanya.

Baca Juga:Survei Elektabilitas 3 Capres 2024 Versi IPO: Prabowo 37,5%, Anies 32,7%, Ganjar 28,3%Berakhir Sebulan Lagi, P3DW Samsat Cianjur Imbau Warga Segera Manfaatkan Program Pemutihan Pajak Kendaraan

Ahmad merasa bersyukur, dirinya dan 4 anggota keluarganya masih selamat dari maut. Setelah itu, dia bersama anggota keluarganya mengaku trauma. Bahkan, dia pun saat itu mengaku siap direlokasi dari Kampung Rawacina.

0 Komentar