Setahun Gempa Cianjur: Seperti Diombang-ambing

Setahun Gempa Cianjur: Trauma Masih Membayang, Seperti Diombang-ambing
DOK/CIANJUREKSPRES
0 Komentar

“Waktu itu saya megikuti arahan pemerintah, demi keselamatan keluarga juga warga sekitar. Karena saya khawatir kejadian serupa terulang lagi,” ucapnya.

Saat ini Ahmad beserta keluarganya dan tetangganya sudah direlokasi dan telah menempati rumah barunya dari pemerintah di tempat relokasi tahap pertama di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku, Kabupaten Cianjur.

Bupati Cianjur, Herman Suherman, menyebutkan, berdasarkan penyaluran uang kerohiman dari Kementerian Sosial, terdapat 602 korban meninggal dan kurang lebih 83 ribu orang luka-luka.
“Korban meninggal 602, lima orang masih hilang di Kampung Cugenang, Desa Cijedil, Kecamatan Cugenang,” ujar Herman saat ditemui di Pendopo Kabupaten Cianjur, Senin (20/11).

Baca Juga:Cacat Permanen karena Gempa Cianjur, Ai Robiah Kini Perjuangkan Nasib PengungsiBKKBN Dorong Kolaborasi Masyarakat Turunkan Stunting

Herman mengestimasi total kerugian materi akibat gempa lebih dari Rp 2 triliun. Menghitung ada kurang lebih 83.747 unit bangunan yang rusak akibat guncangan gempa. Sementara untuk penanggulangan baik penanganan pengungsian, bantuan perbaikan rumah in-situ juga termasuk 541 rumah relokasi bisa mencapai Rp5 triliun.

“Itu estimasi saya. Kita lihat untuk pembangunan jembatan dan bronjong penahan longsor yang ada di Kampung Cugenang, Desa Cijedil saja biayanya capai Rp95 miliar. Belum lagi pembangunan gedung pemerintahan dan sekolah-sekolah yang menggunanakan teknologi anti gempa, biaya beda dengan pembangunan gedung biasa. Lebih mahal,” ujarnya.

Terpisah, Plt Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur Ruhli Solehudin mengungkapkan ada kurang lebih ada 662 sekolah baik pada tingkat PAUD atau TK, SD, SMP, dan PKBM yang rusak.

Dari data Disdikpora Kabupaten Cianjur, ada 210 fasilitas pendidikan yang masuk kategori rusak berat terdiri dari 50 TK, 125 SD, 22 SMP, dan 8 PKBM. Sedangkan yang masuk dalam kategori rusak sedang sejumlah 313 fasilitas pendidikan dengan rincian 171 TK, 92 SD, 28 SMP, dan 21 PKBM.

“Dan untuk yang rusak ringan ada 139 fasilitas yakni 29 TK, 75 SD, dan 35 SMP,” ujarnya saat ditemui di Pendopo Kabupaten Cianjur.

Menurutnya, progres perbaikan fasilitas sekolah yang rusak berat tersebut sudah rampung 100 persen.

“Di tahun 2023 ini untuk semua sekolah yang rusak berat sudah rampung semua. Tinggal yang rusak sedang dan rusak ringan. Mudah-mudahan di 2024 bisa diajukan lagi ke Kementerian PUPR, disamping pemanfaatan DAU atau pun DAK,” ujarnya.

0 Komentar