CIANJUR – Hingga hari ketiga pasca banjir yang terjang wilayah Kelurahan Solokpandan dan Sayang di Cianjur kota, BPBD Kabupaten Cianjur belum kantongi data jumlah korban juga kerusakan yang ditimbulkan akibat bencana tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cianjur Asep Kusmana Wijaya mengungkapkan hingga Selasa (7/11) sore, pihaknya belum rampung merekap data dampak bencana khususnya banjir yang terjadi pada Sabtu (4/11) malam lalu.
“Masih belum ada (data dampak bencana banjir), direkap dulu,” ujar Asep saat dikonfirmasi Cianjur Ekspres.
Baca Juga:Penggunaan Air Tanah Harus Izin Kementerian ESDM Bikin Bingung Pengusaha Hotel dan RestoranTerkait Revisi Perda RTRW Pembangunan Perumahan Jangan Korbankan Lahan Pertanian
Bahkan, dirinya mengatakan jika banjir yang terjadi tak menimbulkan kerusakan. “Kalau (rumah) rusak mah tidak ada, kecuali yang tertimpa pohon. Banjir mah tergenang aja, kalau sampai rumahnya tidak itu tidak ada,” kata dia.
Padahal sebelumnya, Bupati Cianjur Herman Suherman mengungkapkan banjir yang menimpa wilayah Cianjur kota yakni Kelurahan Sayang dan Solokpandan pada Sabtu (4/11) lalu ternyata membuat delapan rumah rusak, dan ratusan rumah terendam banjir.
“Yang saya datangi ada delapan rumah rusak akibat banjir, saya belum tahu jumlah pastinya karena masih didata. Sedangkan ratusan rumah lainnya terendam, merusak barang-barang warga seperti kasur, peralatan dapur dan barang lain milik warga,” kata Bupati Cianjur Herman Suherman pada Senin (6/11).
Dirinya mengatakan, jika banjir tersebut terjadi bukan hanya karena curah hujan yang sangat tinggi juga tersumbatnya gorong-gorong oleh sampah, tetapi juga adanya pendangkalan dan penyempitan badan sungai yang mengalir melewati wilayah Cianjur kota.
“Sebetulnya sejak tiga minggu lalu Dinas PUTR sudah melakukan pembersihan saluran-saluran air di wilayah terdampak kemarin. Tapi karena intensitas hujannya sangat tinggi juga sampah kiriman dari wilayah lain, makanya membludag dan menyumbat gorong-gorong,” ujar Herman. (zan)