Penghapusan Akun Gmail oleh Google: Menjaga Keamanan dan Efisiensi

Gmail
Doc : Gmail
0 Komentar

CIANJUREKSPRES – Seiring dengan berlalunya waktu, teknologi dan layanan online terus berkembang. Salah satu perusahaan teknologi terkemuka, Google, baru-baru ini mengumumkan rencananya untuk memulai proses pembersihan akun Gmail yang tidak aktif mulai Desember mendatang.

Tujuan utamanya adalah menjaga keamanan dan efisiensi ekosistem akun email. Alasan di balik kebijakan ini pun semakin terungkap. Kebijakan ini akan berlaku untuk akun Gmail yang tidak aktif dalam jangka waktu tertentu.

Namun, penting untuk dicatat bahwa kebijakan ini tidak berlaku untuk akun Gmail yang digunakan oleh sekolah atau bisnis yang terhubung dengan akun Google.

BACA JUGA : Jokowi Diminta Mundur Oleh Tentara Kenya, Kenapa Ya?

Baca Juga:Jokowi Diminta Mundur Oleh Tentara Kenya, Kenapa Ya?Momen Jenaka Antara Presiden Jokowi dan Presiden William Ruto

Syarat Mempertahankan Akun  Gmail

Bagi pengguna individu yang ingin mempertahankan akun email mereka, langkahnya cukup mudah. Cukup dengan melakukan login setidaknya sekali dalam dua tahun.

Google menjelaskan bahwa langkah ini akan membantu mencegah akun-akun yang terbengkalai menjadi target serangan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Ruth Kricheli, Wakil Presiden Google, menjelaskan, “Akun yang ditinggalkan sering kali memiliki risiko keamanan lebih tinggi karena mungkin menggunakan kata sandi lama, tidak memiliki otentikasi dua faktor, dan kurang mendapatkan perhatian dalam hal keamanan dari pemiliknya. Berdasarkan analisis internal kami, akun yang aktif memiliki kemungkinan lebih besar untuk menerapkan verifikasi dua langkah.”

Google berkomitmen untuk memberikan pemberitahuan kepada pengguna selama beberapa bulan sebelum akun dinonaktifkan. Hal ini memberikan kesempatan kepada pengguna untuk mengambil tindakan yang perlukan.

Respon Pengguna

Namun, rencana penghapusan ini juga mendapat sorotan. Beberapa pengguna merasa bahwa penghapusan akun tidak aktif seharusnya umumkan lebih eksplisit, mengingat konsekuensi yang bisa timbul. Sabrina Meherally, CEO dari firma desain “Pause and Effect,” mengungkapkan ketidakpuasannya melalui LinkedIn.

Ia menyoroti bahwa subjek email peringatan seharusnya lebih jelas dan dapat pahami oleh pengguna. Pendapat ini ikuti oleh banyak orang yang merasa bahwa ada ruang untuk perbaikan dalam komunikasi dari Google.

Pengumuman ini juga menjadi tanda bahwa Google, yang merupakan bagian dari Alphabet, perusahaan induknya, tengah beradaptasi dengan perubahan ekonomi.

0 Komentar