Jalur Neraka di Naringgul Cianjur yang Sering Makan Korban

jalur
Ilustrasi: Dokumentasi Ikbal Slamet
0 Komentar

CIANJUR EKSPRES – Jalur penghubung Desa Mekarsari dan Wangunjaya, Kecamatan Naringgul, Kabupaten Cianjur terkenal memiliki jalur ‘neraka’ bagi pengendara sepeda motor ataupun mobil.

Medan jalanan penghubung antar desa itu sangat ekstrem dengan tanjakan dan turunan yang tajam.

Kondisi jalan pun masih berupa tanah merah dan hamparan bebatuan, membuat ban kendaraan mudah tergelincir saat menanjang atau menurun. Seperti halnya yang terjadi pada mobil pikap bermuatan kayu gelondongan, di mana mobil yang dikendarai Agus Sentul itu selip dan akhirnya terjun ke jurang sedalam 70 meter di samping jalan tersebut.

Rehabilitasi Trotoar Jalan Siliwangi Cianjur Ditargetkan Selesai September 2023

Baca Juga:Anak Perempuan Ditemukan Tewas di Pantai Cikakap Usai Menghilang 9 HariPolisi Periksa Lebih Lanjut Siswa SMK Bawa Celurit

Sebabnya tidak ada akses jembatan permanen di sungai tersebut. Adapun jembatan gantung hanya dapat dilalui sepeda motor. Namun pengendara motor juga harus berhati-hati sebab jembatan gantung itu sudah usang.

“Warga sini kalau aktivitas sehari-hari sulit. Lewat tanjakan yang ekstrem, kemudian melalui sungai yang kalau sedang pasang arusnya deras. Kadang tidak bisa lewat kalau pasang, karena berbahaya bisa terseret arus,” ujar Kardimin (41) warga Desa Mekarsari, Kamis (27/7/2023).

Polisi Tangkap Delapan Tersangka TPPO, Korbannya 15 Orang, Berbagai Barang Bukti Diamankan

“Beberapa waktu lalu pengendara sepeda motor jatuh tergelincir hingga meninggal dunia. Dan kemarin kan kejadian lagi mobil jatuh ke jurang karena jalan licin dan tanjakannya ekstrem,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Desa Mekarsari Saleh Hermawan, mengatakan jalanan ekstrem tersebut memang menghambat masyarakat untuk kegiatan ekonomi, pendidikan, hingga kesehatan.

“Jalan ekstrem ini juga yang membuat ibu hamil ditandu berkilo-kilo meter agar sampai ke puskesmas. Memang ada jalan alternatif lain, tapi jauh memutar dengan kondisi jalan yang lebih parah, dengan lewat desa lain,” kata dia.

Menurutnya, di samping jembatan gantung tersebut sudah direncanakan untuk dibangun jembatan permanen agar warga tidak perlu lagi melintas dasar sungai. Namun hingga saat ini, jembatan tersebut hanya berupa pondasi dan tak kunjung diteruskan pembangunannya.

0 Komentar