CIANJUREKSPRES – Doa ini alangkah baiknya dibaca setiap hari bagi orang yang sedang terlilit utang. Doa pelunas utang dibaca agar semua utang dan tunggakan bisa segera terbayarkan. Doa ini merupakan salah satu ikhtiar agar Allah Swt membantu melancarkan rezeki agar utang segera terlunasi.
Doa pelunas utang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw melalui sabdanya. Agar umatnya bisa melunasi utang-utang dengan cara yang halal alias tidak keluar dari ajaran agama. Sebab dalam Islam sendiri, utang diperbolehkan asalkan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.
Utang memang diperbolehkan dalam Islam, lebih tepatnya telah diatur dalam fikih muamalah. Akan tetapi, terdapat syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi. Selain itu umat Islam juga diminta untuk berhati-hati saat berhutang. Sebab jika sering berutang, dikhawatirkan akan menjadi kebiasaan. Maka dari itu, utang hanya diperbolehkan saat dalam kondisi mendesak saja.
Baca Juga:Doa Rebo Wekasan, Amalan Mencegah MusibahWisata Bandung Konsep Eropa, Harga Murah Fasilitas Lengkap
Tak hanya itu, syarat utang yang harus diperhatikan adalah jangan sampai menjadikan hutang sebagai gaya hidup. Jika sampai menjadi kebiasaan, maka bisa mendatangkan bahaya dan mengancam akhlak karena mengarah pada dusta.
Kondisi terlilit utang akan menjadikan seseorang mudah dipengaruhi setan untuk mengerjakan maksiat. Maksiat maupun kejahatan dilakukan demi bisa melunasi utang-utangnya, seperti mencuri dan merampok. Inilah dampak buruk bagi sikap manusia jika sudah ketagihan berutang.
BACA JUGA: Doa dan Amalan Agar Cepat Mendapatkan Jodoh yang Baik Menurut Agama Islam
Doa Pelunas Utang
Untuk melunasi utang, manusia perlu bekerja keras. Tak hanya berusaha dan bekerja untuk melunasi utang-utang dengan cara yang halal, kaum Muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak membaca doa pelunas utang.
Doa ini dibaca agar Allah Swt melancarkan rezekimu sehingga bisa segera melunasi utang-utang yang mungkin telah menumpuk.
” Allahumma robbas-samaawaatis sab’i wa robbal ‘arsyil ‘azhiim, robbanaa wa robba kulli syai-in, faaliqol habbi wan-nawaa wa munzilat-tawrooti wal injiil wal furqoon. A’udzu bika min syarri kulli syai-in anta aakhidzum binaa-shiyatih.
Allahumma antal awwalu falaysa qoblaka syai-un wa antal aakhiru falaysa ba’daka syai-un, wa antazh zhoohiru fa laysa fawqoka syai-un, wa antal baathinu falaysa duunaka syai-un, iqdhi ‘annad-dainaa wa aghninaa minal faqri.”