Kelas-kelas diadakan di malam hari, dan sebagian besar siswa Jepang menghadiri kelas-kelas tersebut agar mereka bisa masuk ke sekolah menengah pertama yang bagus.
Dan, tidak seperti banyak siswa di seluruh dunia, orang Jepang belajar bahkan selama akhir pekan dan pada hari libur.
6. Siswa Jepang Belajar Puisi dan Kaligrafi Jepang
Kaligrafi Jepang, juga disebut Shodo, adalah bentuk seni di mana orang menulis karakter kanji yang bermakna karakter Cina yang digunakan dalam sistem penulisan Jepang dengan cara yang ekspresif dan kreatif.
Baca Juga:Resep Colenak Khas PrianganKeistimewaan Nuzululquran
Haiku, di sisi lain, adalah bentuk puisi di mana frasa sederhana digunakan untuk menyampaikan emosi yang mendalam kepada pembaca. Bentuk puisi ini dianggap memiliki efek intelektual, terapi, dan estetika.
Kedua kelas ini mengajarkan anak-anak untuk menghormati tradisi mereka yang sudah berusia seabad dan menghargai budaya mereka
7. Sekolah-Sekolah Jepang menggunakan Cat Tanpa Nama
Cat tanpa nama digunakan untuk menggantikan nama-nama warna yang sudah dikenal dengan penggambaran visual yang biasanya hanya warna-warna primer.
Untuk menciptakan nuansa tambahan warna oranye, hijau, atau biru, suatu penggambaran visual juga mengandalkan proporsi yang menggambarkan lebih banyak atau lebih sedikit warna yang berbeda.
Persamaan pada cat membantu anak-anak memahami beberapa konsep dasar teori warna dan mengajarkan mereka cara mengombinasikan dan menciptakan warna baru dengan cara yang menyenangkan.
Gimana unik bukan, apakah bisa di terapkan di Indonesia? Mungkin saja tetapi system pendidikan akan mengacu dan menyesuaikan kondisi yang ada.